Radikal bebas merupakan molekul yang mempunyai elektron bebas, sangat mengganggu kesehatan. Salah satu upaya penanggulangannya dengan antioksidan. Berbagai antioksidan sintetis telah digunakan misalnya butilhidroksi toluen dan butilhidroksi anisol, namun menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan. Secara alamiah di dalam tubuh terdapat antioksidan yaitu superoksida dismutase, glutatin dan katalase, tetapi tergantung pada asupan makanan terutama mengandung fenolik dan flavonoid. Secara trdisional daun jambu biji digunakan untuk mengobati diare, disentri, menurunkan kolesterol, haid tidak teratur, luka, dan sariawan. Dilihat dari berbagai khasiat ini kemungkinan daun jambu biji mengandung senyawa kimia yang berpotensial sebagai antioksidan, terutama senyawa fenolik, maka penulis menguji kemampuan daun jambu biji sebagai antioksidan. Daun jambu biji disiapkan menjadi ekstrak etanol, difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat dan air, dilakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol dan masing-masing fraksi. Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode Radical Scavenger menggunakan 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol mengandung alkaloid, tannin, flavonoi, steroid, saponin, dan glikosida. fraksi n-heksan mengandung alkaloid dan glikosida. fraksi etil asetat mengandung tanin. fraksi air mengandung tannin dan glikosida. Sebagai antioksidan ekstrak etanol dan fraksi air berkategori kuat dengan IC50 etanol =42,06mg/ml, fraksi air = 49,41mg/ml, fraksi n-heksan dan etil asetat berkategori sedang dengan IC50 fraksi n-heksan = 58,15mg/ml, fraksi etil asetat =51,60mg/ml.
CITATION STYLE
Bintarti, T. (2019). SKRINING FITOKIMIA DAN UJI KEMAMPUAN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava. L). Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 9(1), 40–44. https://doi.org/10.36911/pannmed.v9i1.341
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.