PELATIHAN PEMBUATAN PERKERASAN BETON POROUS DI GG JULAK GAFUR RT 04 KEL. SUNGAI PINANG SAMARINDA

  • Agustina F
N/ACitations
Citations of this article
5Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Beton porus (porous concrete atau disebut juga pervious concrete) adalah material beton yang mempunyai kemampuan untuk mengalirkan air permukaan kedalam tanah dengan sangat cepat. Terbuat dari campuran air, semen dan kerikil dengan sedikit atau tidak memakai agregat halus sama sekali, beton porus mempunyai rongga yang saling berhubungan membentuk suatu saluran yang dapat mengalirkan air secara cepat.  Pengabdian ini bertujuan sebagai perwujudan visi Teknik Sipil UMKT untuk solusi pembangunan perkerasan jalan beton yang berkelanjutan serta melatih masyarakat dalam membuat dan mengaplikasikan teknologi perkerasan beton porous di lingkungan masyarakat sekitar. Dengan menggunakan perkerasan beton porous solusi perkerasan beton berpori yang ramah lingkungan, dapat mencegah terbentuknya genangan air di permukaan serta membiarkan air terserap oleh tanah sehingga beban drainase berkurang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya banjir pada badan Jalan di Gang Julak gafur Rt 04 Kel Sungai pinang Kota Samarinda. Pada pengabdian ini perkerasan porous beton didesain dengan tebal perkerasan 12 cm, tebal lapis bawah (base coarse) 7 cm, panjang jalan perkerasan 3 m dan rongga udara sebesar 30 persen yang diestimasikan dapat menampung air sebanyak 66 liter per meter persegi. Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan pelatihan ini adalah dapat menjadikan gang julak gafur sebagai percontohan aplikasi perkerasan beton porous di Kota Samarinda.

Cite

CITATION STYLE

APA

Agustina, F. (2022). PELATIHAN PEMBUATAN PERKERASAN BETON POROUS DI GG JULAK GAFUR RT 04 KEL. SUNGAI PINANG SAMARINDA. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(4). https://doi.org/10.52436/1.jpmi.687

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free