Pendahuluan. Gangguan neuromuskular mencakup gangguan pada otak, korda spina, saraf perifer, dan gangguan pada otot. Faktor risiko terhadap keluhan gangguan neuromuskular diantarannya faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan. Pekerjaan yang memiliki risiko besar adalah nelayan dan petani. Tatalaksana dapat berupa tatalaksana farmakologi dan nonfarmakologi yang mencakup penggunaan tanaman obat. Tujuan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan tanaman obat untuk gangguan neuromuskular pada masyarakat di gugus pulau Banda Neira, pulau Ambon, dan Seram Selatan Kabupaten Maluku Tengah. Metode.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif, menggunakan data sekunder survei pola penyakit dan faktor risikonya pada masyarakat pesisir daerah kepulauan di Kabupaten Maluku Tengah Gugus Pulau V, VI, dan VII Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura tahun 2016. Sampel penelitian diambil dari 900 responden. Pengumpulan data didapat dari data sekunder dan dianalisis dengan piranti lunak IBM SPSS Statistics 22. Hasil. penelitian menunjukkan persentase tertinggi gangguan neuromuskular pada seluruh gugus pulau adalah nyeri otot (12,7%), persentase penggunaan tanaman obat untuk berbagai keluhan gangguan neuromuskular pada masyarakat diseluruh gugus pulau sebanyak 16,7%, tertinggi pada gugus pulau V (18,5%) dan jenis tanaman obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi keluhan neuromuskar untuk ketiga gugus pulau yaitu campuran daun-daunan 41,3%, daun kumis kucing 26%, dan daun sambiloto 12%.
CITATION STYLE
Teurupun, S., Nindatu, M., & Huwae, L. B. S. (2020). GAMBARAN PENGGUNAAN TANAMAN OBAT UNTUK GANGGUAN NEUROMUSKULAR PADA MASYARAKAT DI GUGUS PULAU BANDA NEIRA, PULAU AMBON, DAN SERAM SELATAN KABUPATEN MALUKU TENGAH. Molucca Medica, 12–23. https://doi.org/10.30598/molmed.2020.v13.i1.12
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.