Hasil studi PISA 2018 menyatakan bahwa tingkat literasi matematis siswa di Indonesia masih rendah. Pembelajaran matematika yang dihubungkan dengan budaya merupakan suatu cara untuk meningkatkan literasi matematis siswa. Pendekatan yang menghubungkan antara budaya, matematika, dan pendidikan adalah etnomatematika. Salah satu budaya di Kabupaten Ponorogo adalah kesenian Reyog Ponorogo. Kesenian tersebut diiringi oleh alat musik yang disebut gamelan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk etnomatematika pada alat musik kesenian Reyog Ponorogo ditinjau dari aspek literasi matematis. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Subjek dalam penelitian ini yaitu pengrajin alat musik kesenian Reyog Ponorogo. Penentuan subjek tersebut sesuai dengan syarat penentuan informan pada penelitian etnografi, yaitu enkulturasi penuh, keterlibatan langsung, suasana budaya yang dikenal, waktu yang cukup dan non analitis. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan pedoman wawancara sebagai instrumen pendukung. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik (metode), dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan adanya konsep matematika pada alat musik Reyog Ponorogo yaitu konsep geometri, transformasi, dan barisan geometri. Dengan demikian alat musik kesenian Reyog Ponorogo dapat dijadikan sebagai alternativ pembelajaran guna meningkatkan literasi matematis siswa.
CITATION STYLE
Damaningrum, A., & Budiarto, M. T. (2021). Etnomatematika Alat Musik Kesenian Reyog Ponorogo ditinjau dari Aspek Literasi Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika, 12(1), 71. https://doi.org/10.36709/jpm.v12i1.15254
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.