Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering terjadi tanpa keluhan. Pada umummnya pasien dengan komplikasi akan mendapatkan terapi lebih dari satu obat sehingga berpotensi terjadinya kejadian interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data sosiodemografi pasien dengan terapi antihipertensi serta menentukan potensi level signifikansi interaksi obat yang sering terjadi di poli jantung RSUD Ciawi. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif observasional menggunakan data sekunder rekam medis dan resep pasien periode Januari sampai Desember 2019. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Data yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 326 sampel dievaluasi dengan web interaksi obat drugs.com. Hasil penelitian menunjukan bahwa 51% dari 326 pasien yang mendapatkan terapi antihipertensi adalah perempuan. Rentang usia pasien yang terbanyak mendapatkan terapi antihipertensi adalah pada usia 56-65 tahun sebesar 39%. Obat yang paling berpotensi terjadi interaksi dengan golongan ACEI yaitu furosemid (24,83%) dengan potensi moderate dan spironolakton (27,57%) dengan potensi major, sedangkan pada golongan ARB berinteraksi dengan spironolakton (17,64%) dengan potensi major. Gambaran potensi interaksi obat yang tertinggi adalah pada kategori level signifikansi major sebesar 47,26%.
CITATION STYLE
Effendi, F., & Harimu, H. B. (2022). GAMBARAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI ORAL (GOLONGAN ACE INHIBITOR DAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER) PADA PASIEN POLI JANTUNG RSUD CIAWI BOGOR. Jurnal Kesehatan Mahardika, 8(2), 1–9. https://doi.org/10.54867/jkm.v8i2.59
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.