Perpustakaan merupakan salah satu sarana belajar yang cukup penting dalam institusi pendidikan. Di zaman era global seperti sekarang, bahkan TK dan PAUD wajib memiliki perpustakaan sebagai wujud upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketidakberadaan perpustakaan, menjadi satu dari beberapa factor rendahnya minat baca.Tulisan ini membahas Pondok literasi sebagai media belajar di SDN 024 Menggala Jounction, Banjar XII, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Beberapa metode yang penulis lakukan ialah membangun pondok literasi (RAMBU POLISI), membukadonasi buku dan sebagainya (SIM B), program senandung kisah literasi yang dilakukan dengan monolog (SEKILAS), belajar tentang karakter (BETTER), pembelajaran ceria dan kreatif (CERIBEL), dan terakhir program reading book culture yang penulis sebut RIAU (reading is a culture). Tulisan ini memberikan sebuah penjelasan sosiologis mengenai fungsi pondok dan menganalisis pendapat masyarakat umumnya dan warga sekolah khususnya untuk mengetahui respons dan dampak dari adanya pondok tersebut.Pondok merupakan salah satu budaya kearifan negeri yang tersebar di berbagai nusantara yang biasanya digunakan sebagai tempat berkumpul atau bermain. Dari studi kasus di Desa Menggala Jounction yang dilaksanakan pada bulan April-Juni 2019 lalu, penulis menemukan bahwa hegemoni teknologi masa kini belum masuk pada masyarakat Menggala Jounction. Pondok literasi yang berbasis local wisdom masih mampu menarik minat baca dan tulis.
CITATION STYLE
Silitonga, W., Jopanda, S., Syafitri, A., Yoranda, P., & Rosaliza, M. (2019). Pondok literasi berbasis kearifan lokal sebagai media pembelajaran di SD Negeri 024 Banjar XII, Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau. Unri Conference Series: Community Engagement, 1, 388–393. https://doi.org/10.31258/unricsce.1.388-393
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.