Keracunan dan gigitan binatang berbisa merupakan kasus kegawatdaruratan yang sering terjadi di masyarakat. Kondisi keracunan dapat disebabkan karena kontak langsung baik secara sengaja maupun tidak disengaja, melalui sistem pernapasan, pencernaan, dan kulit. Gigitan binatang berbisa seperti gigitan ular maupun serangga dapat berdampak meracuni peredaran darah individu. Kedua kondisi tersebut harus mendapat pertolongan dengan cepat dan tepat, sehingga dampak lanjut seperti kecacatan organ maupun kematian dapat dicegah. Oleh sebab itu masyarakat perlu diberikan informasi tentang pertolongan pertama pada keracunan dan gigitan binatang beracun. Tujuan penelitian adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan dalam penanganan kondisi keracunan dan gigitan binatang beracun. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel 20 responden, instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan analisa data menggunakan analisa deskriptif.Hasil yang didapatkan adalah tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang penanganan keracunan dan gigitan binatang beracun pada kader Desa Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta pada kategori baik hanya 20%, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan yang memiliki kategori baik meningkat menjadi 85%. Kesimpulannya terdapat peningkatan pengetahuan terhadap penanganan keracuan dan gigitan binatang beracun setelah diberikan pendidikan kesehatan dan simulasi.
CITATION STYLE
Nekada, C. D. y, Amestiasih, T., & Widayati, R. W. (2020). manfaat edukasi penanganan keracunan dan gigitan binatang beracun. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati, 5(2), 119. https://doi.org/10.35842/formil.v5i2.325
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.