KOSTUM PRAJURIT KRATON YOGYAKARTA KAJIAN PERAN DAN NILAI SIMBOLIK

  • Septianti S
N/ACitations
Citations of this article
20Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Setiap negara memiliki perangkat militer, namun bila negara lain menggunakannya sebagai alat mempertahankan kedaulatan wilayah dan bangsanya, tapi di Yogyakarta berbeda. Prajurit kraton di sini memiliki peran sebagai suatu kelengkapan dalam upacara-upacara dan pada kesempatan lain yang dilakukan oleh Kraton .Selain hal itu nanti akan hanya  membahas  empat prajurit yang menggunakan lurik sebagai bahan utama dalam kostumnya yaitu, prajurit Patang puluh, Jagakarya, Ketanggung, dan Mantri jero. Keempat prajurit yang dipilih memiliki kesamaan akan  motif yang dikenakan walaupun memiliki atribut-atribut yang berbeda pada setiap kostumnya, baik ada yang memiliki warna pendukung pada kostum  hitam  maupun merah.Metode yang akan digunakan   metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan kajian yang akan digunakan berupa nilai peran dan teori simbolik yang ada pada kostumnya. Teori semiotika yang akan digunakan milik Charles S. Peirce. Semiotika memiliki definisi sebagai suatu kajian tanda-tanda, pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda atau sebagai suatu yang bermakna. Maka dari itu nilai simbol yang dapat dipetik dari kostum ini adanya nilai budaya yang  tak lepas, seperti lurik yang saling diteruskan lagi dengan warna lain, penggambaran kesetiaan prajurit dengan tuannya yang jangan sampai akan adanya kerenggangan. Kata kunci: Kostum, prajurit, Kraton Yogyakarta Each country has a military device, but if other countries use it as a means of maintaining the sovereignty of the region and its people, but in Yogyakarta is different. Soldiers of the palace in Yogyakarta have a role as a completeness in the ceremonies and on other occasions made by the Palace. In addition it will discuss four soldiers who use lurik as the main ingredient in the costum that is, soldiers Patang, Jagakarya, Ketanggung, and Mantrijero. The four selected soldiers have similarities to the motives imposed despite having different attributes on each costume, whether there is a supporting color on the black or red costume.The method used qualitative method with descriptive approach. While the study used in the form of role values and symbolic theories that exist in the costume. The semiotics theory was to be used belongs to Charles S. Peirce. Semiotics has a definition as a study of signs, essentially a study of codes, ie any system that allows us to view certain entities as signs or as meaningful. Therefore, the value of symbols that can be picked from this costume the existence of cultural values that can not be separated, such as lurik which mutually forwarded again with other colors, the depiction of loyalty of the warrior with his master who do not get the existence of estrangement. Keywords: Costume, soldiers, Kraton Yogyakarta

Cite

CITATION STYLE

APA

Septianti, S. (2018). KOSTUM PRAJURIT KRATON YOGYAKARTA KAJIAN PERAN DAN NILAI SIMBOLIK. Corak, 7(2), 89–100. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2673

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free