BAHASA MELAYU: ANTARA BARUS DAN MALAKA

  • Sahril S
N/ACitations
Citations of this article
68Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Topik mengenai asal-usul bahasa Melayu sudah diperbincangkan bahkan jauh sebelum NKRI ada. Umumnya, para ahli bersepakat bahwa bahasa Melayu di Nusantara ini berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya (Melayu Kuno) dan Kesultanan Malaka untuk bahasa Melayu baru. Kajian ini berusaha membantah pandangan para ahli bahasa tersebut bahwa ada mata rantai yang terputus mengenai jejak awal bahasa Melayu baru, yaitu di Barus, kemudian berkembang di Kerajaan Haru dan Aceh, baru kemudian di Malaka. Teori yang digunakan adalah teori historiografi linguistik untuk melihat sejarah perkembangan bahasa. Metode yang digunakan, yaitu kualitatif mengacu pada pendekatan diakronis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa jejak awal bahasa Melayu baru berdasarkan sejarah masuknya Islam ke Nusantara ialah dengan aksara Jawi yang bermula di Barus. Temuan ini membantah pendapat para ahli bahasa yang mengatakan bahwa bahasa Melayu baru bermula di Malaka. Fakta ini didukung oleh karya-karya Hamzah Fansuri pada abad XVI yang menulis karyanya menggunakan bahasa Melayu yang dominan dipengaruhi bahasa Arab dan Persia. Sementara itu, Raja Ali Haji menulis karya, sekitar abad XIX. Bahasa Melayu berkembang di Aceh. Setelah Aceh berhasil ditaklukkan Malaka, barulah bahasa Melayu turut berkembang di Malaka.Debate and discussion about the origin of the Malay language long before the Republic of Indonesia was discussed. Generally, the opinions of experts agree that the Malay language in the archipelago originated from the Kingdom of Srivijaya (Ancient Malay) and the Malacca Sultanate for the new Malay Language. This study tries to refute the views of the linguists, that there is a broken link regarding the initial traces of the new Malay language, namely in Barus, then developing in the Kingdom of Haru and Aceh, only later in Malacca. The theory used is the theory of linguistic historiography to see the history of language development. The method used is qualitative refers to the diachronic approach. The research findings show that based on the history of the entry of Islam into the archipelago, the initial traces of the new Malay language, namely the Jawi script originated in Barus, so that the opinions of linguists who say say originated in Malacca. This fact is supported by the works of Hamzah Fansuri in the XVI century who wrote his work using Malay which was predominantly influenced by Arabic and Persian languages. While Raja Ali Haji wrote the work, around the XIX century. Malay language developed in Aceh, only after Aceh was conquered by Malacca, the next development in Malacca.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sahril, S. (2020). BAHASA MELAYU: ANTARA BARUS DAN MALAKA. Sirok Bastra, 8(2). https://doi.org/10.37671/sb.v8i2.206

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free