Kusta disebut juga penyakit Morbus Hansen atau Lepra disebabkan adanya bakteri Mycobacterium Leprae. Penyakit ini menyerang kulit serta menyebabkan luka terhadap kulit, mati rasa, kerusakan saraf (sistem saraf perifer), melemahnya otot, melemahnya selaput lendir pada saluran pernafasan atas, serta melemahnya fungsi mata. Kusta terbagi menjadi dua yaitu Kusta Pausi Basiler atau Kusta tipe kering dan Kusta Multi Basiler atau Kusta tipe basah. Masing-masing memiliki klasifikasi tanda dan gejala yang berbeda. Ciri menonjol dari kusta adalah adanya xerosis yang merupakan suatu kondisi kekeringan pada lapisan epidermis kulit. Pada kondisi ini kulit mengalami bersisik, mengelupas, dan gatal. Studi Kasus ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan modalitas fisioterapi dalam memperbaiki kerusakan kulit dan mencegah kecacatan fungsional. Metode studi kasus ini berupa analitik eksperimental. Sampel penelitian dengan seorang penderita Kusta dengan xerosis di Unit Rehabilitasi Kusta Donorojo. Program fisioterapi berupa scrubbing, Virgin Coconut Oil (VCO), passive dan active movement exercise serta Ambulasi. Pengukuran menggunakan Prevention of Disability (POD) sebagai alat ukur kecacatan, Overal Dry Skin Score (ODSS) sebagai alat ukur tingkat Xerosis, Goniometer sebagai alat ukur lingkup gerak sendi, dan Foot and Ankle Disability Index (FADI) sebagai alat ukur kemampuan fungsional. Hasil program menunjukkan modalitas fisioterapi yang diberikan terprogram efektif memperbaiki kerusakan kulit dan mencegah kecacatan fungsional.Â
CITATION STYLE
Andini, R. M., Fatmarizka, T., Pristianto, A., & Prihastomo, T. (2022). Program fisioterapi dalam pencegahan kecacatan fungsional pada pasien Kusta dengan Xerosis: studi kasus. Journal Physical Therapy UNISA, 2(1). https://doi.org/10.31101/jitu.2503
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.