Studi keperilakuan seperti kepatuhan pajak dari sudut pandang religius dan moral (etis) memang telah banyak dilakukan. Umumnya, penelitian kepatuhan lebih banyak mengatributkan kepatuhan pada kulit luar (material) dan belum menjamah dimensi kedalaman (batin). Penelitian ini menawarkan menganalisis dimensi kesadaran dan kepatuhan berpajak, berzakat, dan berakuntansi dengan trilogi Islam-iman-ihsan. Penelitian ini dikembangkan di bawah paradigma tauhid. Dengan paradigma ini memungkinkan peneliti mendesain pendekatan yang dapat menjangkau lapisan kesadaran dan kepatuhan dari yang terluar hingga ke wilayah kedalaman, yaitu dengan menggunakan alat analisis trilogi Islam-iman-ihsan.Informan pada penelitian ini adalah tokoh religius minoritas di Indonesia; tokoh kaum Jama’ah. Dengan alat analisis trilogi Islam-iman-ihsan, penelitian ini memetakan kesadaran dan kepatuhan zakat dan akuntansinya pada maqam iman, diindikasi oleh kesadaran berzakat tanpa mempertimbangkan nisab. Sementara itu, kesadaran pajak berserta akuntansinya menghuni maqam Islam, dikarakteristikkan oleh kepatuhan formalitas, seperti melaporkan pendapatan formal. Jadi, terdapat dualisme kesadaran dan kepatuhan antara pajak dan zakat; antara urusan dunia dan akhirat.
CITATION STYLE
Fidiana, F. (2014). Eman dan Iman: Dualisme Kesadaran dan Kepatuhan. Simposium Nasional Akuntansi 17 Mataram, Lombok, 1–23.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.