Islam Nusantara: Studi Epistemologis dan Kritis

Abstract

Agama dan budaya adalah dua hal yang berbeda tetapi sangat erat hubungannya. Mayoritas orang sangat rumit atau cukup sulit untuk membedakan agama absolut, dan budaya mana yang menjadi ekspresi baik sebagai kendaraan maupun relatif. Tentu saja ketidakmampuan seseorang untuk membedakan kurangnya kejelasan menyebabkan kekacauan dalam berpikir sisi epistemologis, kekacauan dalam arti hierarki di mana nilai terkait dengan nilai-nilai yang lebih tinggi dan nilai-nilai yang lebih rendah, yang absolut dan yang relatif. Berangkat dari masalah ini, menggunakan pendekatan historis-antropologis dan metode analisis-kritis maka artikel ini mencoba membahas tentang Islam kepulauan. Penekanan utama adalah dalam analisis epistemologis Islam kepulauan. Analisis kritis yang dilakukan terhadap Islam kepulauan diharapkan memetakannya yang bertujuan mengungkap apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus didekonstruksi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dialektika antar agama yang memiliki nilai moral dan universal dengan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia membentuk gaya khas Islam Indonesia yang biasa disebut dengan Islam kepulauan. Islam kepulauan adalah sah dari sudut pandang epistemologis. Analisis kritis terhadap pemetaan hasil Islam kepulauan, yang harus disimpan dan mana yang harus didekonstruksi. Di antara hal-hal yang harus dijaga adalah semangat toleransi Islam kepulauan dalam keragaman, apresiasi terhadap tradisi baik dan elastisitas dalam membaca teks-teks agama. Hal-hal yang harus didekonstruksi adalah doktrin al-Ghazali dalam filsafat permusuhan dan ilmu alam dan penjaga yang kuat terhadap mitos dan mistis agama Islam yang menghalangi kemajuan dan peradaban.