PEREMPUAN DALAM MODERNISME DAN POSTMODERNISME

  • Rajab B
N/ACitations
Citations of this article
173Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Modernisme telah menerima dan mendorong perempuan untuk bisa berkiprah di sektor publik, tetapi sekaligus ia pun dituntut agar tetap dapat berkiprah di sektor rumah tangga. Konsekuensinya, gerakan perempuan yang terpengaruh dan mengikuti arus modernisasi, aliran feminisme liberal, malah menjadikan perempuan itu sendiri terbebani peran ganda. Gerakan feminisme liberal telah dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan produktif perempuan di domain publik, tetapi belum bisa mengubah ketimpangan gender itu sendiri. Bagi gerakan perempuan yang berorientasi posmodernisme, konsekuensi dari beban peran ganda perempuan dan tetap berlangsungnya ketimpangan gender merupakan hal yang pasti akan terjadi, karena modernisme itu sendiri merupakan produk kekuasaan patriarkhi. Untuk itulah, kaum feminisposmodernisme menyatakan, supaya gerakan perempuan efektif dan membuahkan hasil berupa kesetaraan gender, sudah harus sejak awal melakukan dekonstruksi atas wacana modernisme itu dan membangun wacana yang bersumber dari pengalaman-pengalaman hidup perempuan itu sendiri.

Cite

CITATION STYLE

APA

Rajab, B. (2009). PEREMPUAN DALAM MODERNISME DAN POSTMODERNISME. Sosiohumaniora, 11(3), 1. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v11i3.5421

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free