Perkembangan Ronggeng Sebagai Seni Tradisi Di Kabupaten Pangandaran

  • Lubis N
  • Darsa U
N/ACitations
Citations of this article
61Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian kepustakaan dan lapangan mengenai potensi sosial, ekonomi, politik, dan budaya Kabupaten Pangandaran yang dibiayai oleh Dikti tahun Anggar- an 2014. Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimana sejarah seni ronggeng itu? Apakah penyajian seni ronggeng tersebut mengalami perubahan dari waktu ke waktu? Bagaimana upaya pemerintah dalam melestarikan seni ronggeng? Untuk menjawab pertanyaan itu, metode penelitian yang dipergunakan adalah metode sejarah karena penelitian ini dilaku- kan dalam perspektif historis. Dalam implementasinya, metode sejarah meliputi empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Untuk keperluan analisis, tulisan ini dileng- kapi dengan konsep dan teori kesenian yang relevan dengan permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya, kesenian ronggeng menunjukkan sifat sakral karena terkait dengan kepercayaan samanisme dan dalam perkembangannya, bergeser menjadi bersifat profan. Unsur-unsur negatif yang melekat dalam kesenian ronggeng, secara perlahan dihapus atau diubah sehingga dipandang tidak lagi melanggar norma sosial. Kata kunci: Pangandaran, ronggeng, sejarah, kesenian tradisional

Cite

CITATION STYLE

APA

Lubis, N. H., & Darsa, U. A. (2015). Perkembangan Ronggeng Sebagai Seni Tradisi Di Kabupaten Pangandaran. Panggung, 25(1). https://doi.org/10.26742/panggung.v25i1.16

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free