Pertumbuhan Mikroalga Spirulinna plantensis yang Dikultur dengan Media Teknis

  • Addini I
  • Saputra D
  • Ilhamdy A
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
31Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian dilakukan untuk membandingkan efektivitas media teknis dan media komersil terhadap pertumbuhan mikroalga Spirulina plantensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Spirulina plantensis dikultur dengan media teknis mencapai OD>0.5 pada hari ke 29 dengan nilai pH berkisar 5-6 sedangkan pada media komersil OD >0.5 pada hari ke 11 dengan nilai pH berkisar 7-8 Gedung FIKP Lt. II Jl. Politeknik Senggarang, 29115, Tanjungpinang, Telp : The study was conducted to compare the effectiveness of technical and commercial medium on the growth of microalgae Spirulina plantensis. The results showed that Spirulina plantensis cultured in media technically reached OD> 0.5 at day 29, with a pH value ranging from 5-6 whereas in commercial media OD> 0.5 at day 11 with a pH value ranging from 7-8. Gedung FIKP Lt. II Jl. Politeknik Senggarang, 29115, Tanjungpinang, Telp : (0771-8041766, Fax. 0771-7004642. Email : Aidilfadliilhamdy@gmail.com PENDAHULUAN Spirulina plantensis merupakan alga hijau yang berfilamen yang banyak digunakan sebagai bahan baku neutracetical dan pharmaceutical, selain itu penggunaan kultur spirulina plantensis sering digunakan sebagai sumber pakan alami karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Susanna et al. (2007) menyatakan bahwa Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai suplemen bahan pakan, Intek Akuakultur. Volume 1. Nomor 1. Tahun 2017. Halaman 51-55 52 makanan dan pengobatan. Hasil penelitian Wulandari (2013) menyatakan kandungan protein spirulina plantensis sekitar 50-60%. Riyono (2008) menyatakan bahwa Spirulina memiliki banyak manfaat dan juga keistimewaan. Keistimewaan yang dimiliki Spirulina diantaranya adalah sebagai sumber protein nabati 100% bersifat alkali, dengan dinding sel yang lunak sehingga sangat mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Majahan (2010) protein Spirulina 90% dapat dicerna karena mengandung enzim yang membantu dalam proses pencernaan. Besarnya potensi mikroalga Spirulina harus dioptimalkan mengingat kelimpahannya dialam perairan Indonesia amat terbatas, namun dengan penggunaanya cukup luas maka perlu dilakukan kultur Spirulina secara berkesinambungan. Kultivasi atau produksi Spirulina pada dasarnya meliputi pertumbuhan ganggang (kultur), pemanenan, pencucian, pengeringan dan penyimpanan produk (Angka dan Suhartono 2000). Faktor lingkungan utama yang berpengaruh pada kultivasi Spirulina adalah nutrisi, suhu, dan cahaya (Richmond 1988). Nutrien dalam media tumbuh sangat berpengaruh dalam kultivasi Spirulina. Bila keberadaannya tidak merata maka pertumbuhan kultur akan terganggu. Faktor utama dalam media tersebut sangat tergantung dari hara nitrogen dan fosfat serta faktor eksternal pertumbuhan seperti cahaya dan suhu. Pengadukan diperlukan agar penyebaran nutrient, cahaya dan suhu merata (Colla et al. 2004). Proses kultur mikroalga Spirulina membutuhkan nutrisi yang tepat sehingga menghasilkan kandungan makromolekul yang tinggi. Kultur spirulina sudah banyak dilakukan dengan menggunakan media Walne, Zarrouk teknis, Blue green 11 (Wulandari 2013; Mohammad 2007; Stainer et al. 1979), yang harganya mahal, dan ketersediaan bahan kimia sebagai komposisi pembuatan media Walne, Zarrouk teknis, Blue green 11 sulit didapatkan. Sehingga diperlukan sebuah alternatif nutrien yang mudah didapatkan dan lebih ekonomis. Nutrien yang ekonomis dapat menggunakan pupuk pertanian yang telah banyak digunakan seperti TSP, ZA dan Urea.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan media teknis seperti ZA, Urea dan TSP terhadap pertumbuhan mikroalga Spirulina plantensis. METODE Persiapan wadah dan media Penelitian dilakukan di Laboratorium Basah, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung pinang. Isolat Mikroalga Spirulina plantensis diperoleh dari Laboratorium Bioteknologi 2 Jurusan Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Media kultur Spirulina plantensis menggunakan air laut dengan salinitas 30 ppt. Sterilisasi air laut dilakukan dengan penambahan klorin 10 ppm selama 24 jam, selanjutnya dinetralkan menggunakan Natrium Thiosulfat 5 ppm (Utomo et al. 2005). Kultur Spirulina plantensis Kultur Mikroalga dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan botol kultur 1 liter sebanyak 6 buah yang diisi dengan air laut 30 ppt kemudian ditambahan kan media teknis Urea 0.128 g, ZA 0.04 g, TSP 0.06 g, MgSO 4 , 0.75 g, EDTA 0,01 g, CUSO 4 , 0.39 g dan Vitamin B 12 1 mL. Sedangkan sebagai

Cite

CITATION STYLE

APA

Addini, I., Saputra, D., Ilhamdy, A. F., & Julianto, T. (2017). Pertumbuhan Mikroalga Spirulinna plantensis yang Dikultur dengan Media Teknis. Intek Akuakultur. Tahun, 1(1), 51–55.

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free