KOMUNIKASI KELUARGA: REPRESENTASINYA DALAM FILM NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI

  • Faza N
  • Soedarsono D
N/ACitations
Citations of this article
108Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Salah satu film yang dirilis pada tahun 2020 adalah film yang berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”. Film fiksi yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini bercerita mengenai keluarga yang terdapat rahasia dan trauma berat yang terkubur. Keluarga tersebut terdiri dari sepasang ayah dan ibu bernama Narendra dan Ajeng memiliki tiga anak bernama Angkasa, Aurora, dan Awan. Komunikasi keluarga adalah salah satu cara agar terjadinya proses komunikasi antar keluarga. Maka dari itu, pembahasan mengenai komunikasi keluarga dalam film ini sangat penting karena fokus utama dalam film tersebut adalah keluarga dalam film ini sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma kritis dengan menggunakan teknik analisis semiotika John Fiske, di mana peneliti memilih lima scene untuk diteliti berdasarkan tiga level semiotika John Fiske, yakni level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi keluarga di film ini cukup bermasalah. Dari ketiga level tersebut, dapat terlihat bahwa pola komunikasi keluarga seperti ini adalah salah satu alasan mengapa konflik-konflik dalam film tersebut dapat terjadi. Dengan Ayah bersifat otoriter dan sangat berkendali, konflik-konflik dalam keluarga terlihat, terutama konflik-konflik yang berhubungan dengan anak-anaknya. Hal ini menandakan bahwa komunikasi keluarga yang dilakukan oleh keluarga ini tidak dijalankan dengan baik.

Cite

CITATION STYLE

APA

Faza, N. H., & Soedarsono, D. K. (2022). KOMUNIKASI KELUARGA: REPRESENTASINYA DALAM FILM NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI. Medium, 10(1), 54–68. https://doi.org/10.25299/medium.2022.vol10(1).9042

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free