ualitas tidur yang buruk pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik disebabkan karena sesak napas, batuk dan produksi sekret yang berlebihan. Seseorang yang memiliki kualitas tidur yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi kognitifnya, dimana pada tahap tidur dihubungkan dengan aliran darah ke serebral, peningkatan konsumsi oksigen yang dapat membantu penyimpanan memori dan pembelajaran yang berhubungan dengan fungsi kognitifnya. Gangguan pada fungsi kognitif akan mempengaruhi produktivitas seseorang bahkan hilangnya kemandirian. Kejadian PPOK semakin meningkat setiap tahunnya. Di BBKPM Makassar tahun 2015 pasien PPOK berjumlah 130 pasien, tahun 2016 berjumlah 142 dan tahun 2017 berjumlah 182 pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kualitas tidur dan fungsi kognitif pada pasien PPOK. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan sampel 52 orang dari 182 populasi yang terdiagnosa PPOK Di BBKPM Makassar. Untuk pengukuran kualitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index dan untuk pengukuran fungsi kognitif menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination. Hasil penelitian ini menunjukan dari 52 responden, sebanyak 35 orang (67,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan 17 orang (32,7%) mempunyai kualitas tidur yang baik dengan skor rata – rata pada PSQI 6,92. Dan dari 52 responden, 29 orang (55,8%) mengalami gangguan fungsi kognitif dan 23 orang (44,2%) memiliki fungsi kognitif yang normal dengan skor pada rata – rata pada MMSE 22,77.Kesimpulan penelitian ini dapat digambarkan pasien dengan PPOK memiliki kualitas tidur yang buruk dan mengalami gangguan fungsi kognitif. Disarankan kepada pasien untuk mengurangi aktivitas yang berat untuk menghindari terjadinya sesak nafas.
CITATION STYLE
Budiman, A., Majid, A., Syam, I., & Efendi, S. (2021). GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN PPOK DI BBKPM MAKASSAR. Jurnal Kesehatan, 14(1), 29. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v14i1.14140
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.