Kabupaten Bantul merupakan daerah dengan beragam wisata alam, budaya, buatan, dan desa wisata yang tersebar di setiap kecamatan/kapanewon. Pembatasan fisik akibat pandemi COVID-19 di Kabupaten Bantul saat ini mulai dilonggarkan sehingga kegiatan pariwisata mulai kembali tumbuh. Dampak pandemi COVID-19 telah mengganggu operasionalisasi destinasi wisata di Kabupaten Bantul. Oleh karena itu diperlukan kajian terhadap kelayakan destinasi wisata yang mulai kembali berjalan di Kabupaten Bantul saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi destinasi wisata dan menilai perkembangan destinasi wisata di Kabupaten Bantul berdasarkan kualitasnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif berdasarkan pengambilan data primer dari hasil survey lapangan dan skoring kualitas seluruh titik destinasi wisata di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa destinasi wisata di Kabupaten Bantul terdiri dari wisata yang potensial, berkembang, dan maju. Wisata budaya dan wisata maju merupakan yang paling mendominasi dengan disertainya ketersediaan fasilitas, aksesibilitas yang baik, keberlanjutan keselarasan dengan kebijakan dan masyarakat, serta ketersediaan fasilitas CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) atau protokol kesehatan
CITATION STYLE
Widiyastuti, D., Azmi, F. N., Adhitama, S. Y., Destiana, K., Dahlan, A. D., Syakbana, Z. P., … Almasari, H. (2023). Analisis Tingkat Perkembangan Destinasi Wisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. COMPACT: Spatial Development Journal, 2(1). https://doi.org/10.35718/compact.v2i1.851
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.