Industi budaya yang tumbuh pesat dalam sistem kapitalisme lanjut, bekelindan dengan ideologi konsumesime menjadikan masyarakat kehilangan daya kritisnya dan menjadi auidens yang pasif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara kritis paktik konsumsi fans JKT48 yang nampak dalam postingan-postingan di grup Facebook JKT48 Fans Club. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskrtiptif kualitatif digabungkan dengan katamata paradigma neo-marxian. Hasilnya, ideologi konsumerinme telah menghegemoni fans JKT48 dengan menciptakan kebutuhan palsu secara terus menerus sebagai tujuan ideal. Hal itu kemudian menjadikan fans larut dalam roda kapitalistik. Namun di satu sisi, fans JKT48 memiliki potensi melakukan negosiasi dan perlawanan terhadap status quo, yang diwujudkan dengan ucapan-ucapan keluh kesah yang mereka ungkapkan dalam postingan grup, hal itu juga menjadi bentuk kontra-hegemoni. Mereka berpandangan bahwa tidak semua hal terkait budaya pop Jepang bisa diadopsi pada kehidupan mereka. Anggota grup melakukan negosiasi terhadap apa yang di konsumsinya dengan cenderung menyesuaikan hal-hal yang diadopsinya dengan kondisi sosial budaya disekitar.
CITATION STYLE
Andreas, R. (2020). Praktik Konsumsi Fans JKT48: Kajian Kritis Neo-Marxisme. Jurnal Humaniora : Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi Dan Hukum, 4(1), 205–215. https://doi.org/10.30601/humaniora.v4i1.771
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.