Seiring dengan peningkatan industrialisasi dan transportasi, polusi logam berat yang ditimbulkan pun semakin meningkat. Timbal merupakan toksin yang paling bermakna di antara logam berat lain yang memiliki kecenderungan untuk mengkatalisis reaksi oksidasi dan menimbulkan terbentuknya Reactive Oxygen Species (ROS). Bayam merah (Amaranthus tricolor L) mengandung komponen antioksidan yang berpotensi menurunkan kadar timbal dalam darah dan mencegah toksisitasnya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga selama bulan Agustus–September 2012. Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan posttest only control group design. Tiga puluh ekor mencit dibagi menjadi tiga kelompok: K0 sebagai kelompok kontrol yang diberikan akuades dan plasebo, K1 sebagai kelompok perlakuan yang diberikan timbal asetat 0,75 mg/10 gBB dan plasebo, K2 sebagai kelompok perlakuan yang diberikan timbal asetat 0,75 mg/10 gBB dan 382,2 mg/10 gBB jus bayam merah selama 28 hari. Darah diambil dari vena ekor tikus untuk pemeriksaan superoxide dismutase (SOD) dan malondialdehyde (MDA). Hasil pemeriksaan kadar SOD rata-rata darah mencit pada K0 (n=10) 55,91 ± 9,61%, K1 (n=10) 31,29 ± 12,87%, dan K2 (n=10) 34,83 ± 10,12% (p=0,000). Nilai kadar MDA rata-rata darah mencit pada K0 9,9 nmol/mL, K1 12,04 nmol/mL, dan K2 11,05 nmol/mL (p=0,002). Berdasarkan uji ANOVA, disimpulkan bahwa bayam merah dapat meningkatkan SOD dan menurunkan MDA plasma pada toksisitas yang diinduksi timbal asetat pada mencit.
CITATION STYLE
Wiyasihati, S. I., & Wigati, K. W. (2016). Potensi Bayam Merah (Amaranthus tricolor L) sebagai Antioksidan pada Toksisitas Timbal yang Diinduksi pada Mencit. Majalah Kedokteran Bandung, 48(2), 63–67. https://doi.org/10.15395/mkb.v48n2.758
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.