Pertama konsep diri adalah pandangan manusia tentang diri sendiri yang meliputi dimensi pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan mengenai diri sendiri dan penilaian tentang diri sendiri baik secara fisik, psikis, sosial, intelektual, moral maupun spiritual dalam seluruh kehidupannya. Setiap pribadi manusia bisa mengalami konsep diri irasional termasuk kaum muda baik; laki-laki maupun perempuan namun konsep diri irasional bukan merupakan faktor bawaan atau herediter. Sebab konsep diri berkembang terus sepanjang hidup manusia, namun bisa kembali normal setelah menemukan konsep diri yang tepat sesuai persfektif Allah. Konsep diri irasional muncul dalam diri seseorang karena faktor pembentukan yang mempengaruhi; bisa melalui pola asuh orang tua, lingkungan, dan pengalaman yang dinilai dalam dirinya dan menentukan itulah penilaiannya terhadap dirinya. Dampak yang diperlihatkan oleh priibadi yang mengalami konsep diri irasional tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab dan bisa membahayakan dirinya karena itu mempengaruhi spritual – gangguan mental dalam dirinya. Oleh sebab itu setiap pribadi yang mengalami konsep diri irasional perlu ditangani dan dilayani. Kedua, konsep diri pada manusia bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan ini dalam pandangan Alkitab sangat jelas. Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, manusia sangat dikasihi, dihargai dan berharga dalam pandangan Tuhan. Seperti apapun kehadiran pribadi dalam dunia, Allah mengetahui dan sudah memiliki rancangan yang indah. Karena itu seharusnya manusia memiliki penilaian terhadap konsep dirinya sesuai persfektif Allah. Tidak dapat dipungkiri akibat dosa manusia salah dan cenderung untuk melakukan kesalahan dalam menilai Tuhan dan dirinya yang berakibat manusia memiliki konsep diri irasional. Namun Allah terus mencari dan menawarkan keselamatan (Yohanes 3:16) supaya manusia tidak binasa dan dipulihkan Tuhan untuk keberadaannya. Tujuan Allah pada setiap pribadi ialah semakin bertumbuh menyerupai Kristus (Efesus 4:13-15) karena manusia dikasihi dan berharga (Yesaya 43:4). Ketiga, dalam penelitian didapati bahwa kaum muda di GPIN Bandar Lampung ada yang mengalami konsep diri irasional. Kondisi yang diperlihatkan dan teraktualisasi sangat memprihatinkan. Karena itulah peneliti mencoba menawarkan pelayanan untuk menangani pribadi-pribadi yang mengalami konsep diri irasional dengan Model Pemulihan Alkitabiah sebagai langkah-langkah untuk memulihkan kehidupan pribadi yang mengalami konsep diri irasional. Keempat, oleh sebab itu setelah mengadakan penelitian melalui wawancara kepada informan yang terkait baik kepada kaum muda yang mengalami konsep diri irasional, orang tua, gereja atau gembala jemaat, dan psikolog. penulis menyimpulkan bahwa, 1) Penanganan kepada kaum muda yang mengalami konsep diri irasional tidaklah mudah sebab pribadi ini tertutup dan tidak bersedia untuk siapa pun masuk dalam kehidupan pribadinya karena mengganggap dirinya benar dan bertindak benar meskipun secara sadar mengakui bahwa tidak nyaman dengan kehidupannya saat ini. 2) Tidak dapat dipungkiri keterbatasan dan kelemahan dalam penangan kepada pribadi yang mengalami konsep diri irasional sudah dilakukan oleh gereja dan orang tua. 3) Model Pemulihan Alkitabiah memang dipakai dalam melayani namun cenderung kepada konseling pribadi atau konseling Kristen (memecahkan masalah) bukan pemulihan (dari dosa – masa lalu – mempersiapkan untuk berani menghadapi kenyataan dan keyakinan bahwa Tuhan bersama dengan dirinya).
CITATION STYLE
Sinaga, T. D. (2018). PEMULIHAN ALKITABIAH TERHADAP KONSEP DIRI IRASIONAL KAUM MUDA. Missio Ecclesiae, 7(2), 259–286. https://doi.org/10.52157/me.v7i2.90
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.