AbstrakAlih fungsi lahan menyebabkan semakin berkurangnya luas areal tanam sehingga dibutuhkan solusi mengenai hal ini. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah sistem budidaya dengan hidroponik, namun diperlukan analisis terkait keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha hidroponik Delta Farm dengan pendekatan titik impas atau Break Even Point (BEP). Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha pertanian yang menggunakan sistem hidroponik dalam membudidayakan tanaman, yakni Delta Farm. Pemilihan lokasi ini didasarkan secara purposive sampling dilihat lama usaha yang dijalankan karena Delta Farm merupakan perintis usahatani sayuran secara hidroponik di Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 di Makassar, Sulawesi Selatan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelusuran pustaka, observasi dan wawancara. Data yang digunakan merupakan data primer hasil wawancara dengan Ibu Fenny, S.T., S.Pd. selaku pemilik Delta Farm. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa usaha Delta Farm dalam budidaya sayuran hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) skala kecil menguntungkan. Hal ini dapat terlihat dari jumlah produksi yang melebihi BEP produksi sebanyak 7,75 kg, tingkat harga yang melebihi BEP harga sebesar Rp 6.039,02/kg, dan penerimaan yang melebihi BEP penerimaan senilai Rp 542.680,09.Kata kunci: hidroponik, titik impasAbstractThe conversion of land functions causes a reduction in the planted area, so a solution is needed. One solution to this problem is a hydroponic cultivation system, but an analysis is needed regarding the benefits obtained by using this system. This study aims to determine Delta Farm's hydroponic business's feasibility using the break-even point (BEP) approach. This study's population was agricultural entrepreneurs who use hydroponic systems in cultivating plants, namely Delta Farm. The location selection is based on purposive sampling based on the length of time the business has been running because Delta Farm is a hydroponic vegetable farming pioneer in Makassar City. This research was conducted in October 2020 in Makassar, South Sulawesi. This study used a literature search, observation, and interviews for data collection. Primary data from interviews with Ms. Fenny, S.T., S.Pd. as the Delta Farm owner are used in this study. This study's findings indicate that Delta Farm's efforts in small-scale Nutrient Film Technique (NFT) hydroponic vegetable cultivation are profitable. It can be seen from the production amount that exceeds the production BEP of 7.75 kg, the price level that exceeds the BEP price of IDR 6,039.02 / kg, and the revenue that exceeds the BEP of IDR 542,680.09.Keywords: hydroponic, break-even point
CITATION STYLE
Kamaruddin, C. A., Ma’ruf, M. I., . M., Basra, A., & Rahmawati, D. (2020). ANALISIS USAHA HIDROPONIK DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS DELTA FARM). Agricore: Jurnal Agribisnis Dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad, 5(2). https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.30920
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.