EKSISTENSI BATIK DALAM DIPLOMASI INDONESIA-AFRIKA SELATAN (1990-2013)

  • Cakranegara J
N/ACitations
Citations of this article
18Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Artikel ini bertujuan mengkaji eksistensi batik dalam diplomasi Indonesia-Afrika Selatan pada periode kontemporer (1990-2013). Hal ini menjadi penting sebab batik telah menjadi salah satu sarana diplomasi kebudayaan Indonesia setelah pengakuan batik sebagai “Warisan Budaya Dunia” oleh UNESCO. Di sisi lain, kajian untuk melihat akar historis atas pentingnya batik sebagai sarana diplomasi kebudayaan belum memadai. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan sejarah kebudayaan. Sumber-sumber yang digunakan adalah sumber primer berupa surat kabar serta sumber sekunder berupa literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pentingnya batik sebagai sarana diplomasi kebudayaan Indonesia dipelopori oleh Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Kecintaannya terhadap batik Indonesia, yang penuh dengan filosofi kesederhanaan, membawa dampak positif bagi perkembangan batik di negaranya dan Indonesia pada periode tersebut. Sejak saat itu, Indonesia mulai mengembangkan lebih lanjut batik sebagai sarana diplomasi kebudayaan yang unggul sampai saat ini.

Cite

CITATION STYLE

APA

Cakranegara, J. J. S. (2023). EKSISTENSI BATIK DALAM DIPLOMASI INDONESIA-AFRIKA SELATAN (1990-2013). JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA, 9(1), 89–112. https://doi.org/10.36424/jpsb.v9i1.355

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free