Mata memegang peran penting dalam hidup seorang siswa. Bila terjadi gangguan pada mata, bisa terjadi penurunan ketajaman penglihatan, yang dapat berdampak pada kualitas hidup siswa. Hal ini bisa ditandai dengan mata buram saat melihat papan tulis atau melihat jauh. Aktivitas siswa seringkali melibatkan kegiatan yang mengharuskan berlama-lama menatap objek dekat, seperti membaca, mengerjakan tugas, maupun menggunakan gawai seperti telepon pintar dan laptop. Tanpa disadari, kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi faktor risiko seorang siswa mengalami gangguan refraksi berupa miopi, atau rabun jauh. Siswa yang mengalami miopi seringkali tidak menyadarinya, sehingga sebagai upaya menjaga kesehatan mata perlu dilakukan skrining mata untuk mengetahui apakah siswa mengalami gangguan refraksi atau tidak, tak terkecuali di Kecamatan Wedung yang menjadi lokasi KKN-PPM UGM unit JT-133. Dalam rangka melaksanakan pengabdian masyarakat, dilakukan skrining mata pada siswa SMP. Berlokasi di 4 SMP di Kecamatan Wedung, dilakukan pengukuran ketajaman penglihatan (visus) dengan snellen chart. Jumlah yang diperiksa yakni 300 siswa, 55 diantaranya mengalami penurunan ketajaman penglihatan. Setiap selesai pemeriksaan, dilakukan edukasi terhadap siswa tentang cara menjaga kesehatan mata. Pada siswa dengan penurunan ketajaman penglihatan, dilakukan penggalian faktor risiko. Artikel ini disusun untuk menggambarkan bagaimana jalannya skrining kesehatan mata serta kondisi penurunan ketajaman penglihatan beberapa siswa SMP, dan faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab gangguan refraksi. Metode yang dilakukan untuk pengumpulan data yakni mendata hasil pemeriksaan visus tiap sekolah dan anamnesis singkat setelah pemeriksaan. Hasil pemeriksaan visus dianalisis dengan metode kuantitatif deskriptif, sedangkan data wawancara dianalisis menggunakan metode kualitatif. Skrining mata pada siswa SMP diharapkan dapat menjadi alat promosi kesehatan baik bagi siswa dengan kelainan refraksi maupun yang tidak, sebagai pengingat untuk menjaga kesehatan mata mereka. Bagi siswa dengan kelainan refraksi, skrining bisa menjadi awal untuk pemeriksaan selanjutnya agar siswa mendapatkan penanganan segera, bisa berupa koreksi refraksi dengan penggunaan kacamata, agar gangguan refraksi yang terjadi tidak berprogresi ke arah yang lebih buruk.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Cahyo Wulandari, Rahmafari Fikra Maulida, Muhammad Asyam Fawwaz Akbar, & Abdurrahman Nur Prasetyo. (2024). Promosi Kesehatan Mata melaui Kegiatan Skrining Mata pada Siswa SMP di Kecamatan Wedung, Demak. Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, Dan Teknologi Tepat Guna, 2(1), 39–45. https://doi.org/10.22146/parikesit.v2i1.9558