Nanopartikel logam mulia, seperti emas dan perak, saat ini menjadi trend topik penelitian karena kemampuannya yang istimewa dalam mendeteksi berbagai analit seperti logam berat. Hal ini disebabkan oleh sifat unik nanopartikel logam mulia yang disebut dengan surface plasmon resonance, yang salah satunya disebabkan oleh kecilnya ukuran serta besarnya luas permukaan nanopartikel logam mulia. Selain itu, nanopartikel logam mulia juga memiliki kelebihan lain, seperti mudahnya prosedur kerja, biaya pembuatan yang ekonomis, cukup selektif dan sensitif. Dalam artikel ini, kami menuliskan hasil penelitian dari beberapa nanopartikel logam mulia, khususnya logam perak dan emas. Logam berat yang diteliti diantaranya adalah Pb, Cr, dan Hg. Mekanisme yang terjadi dalam mendeteksi kadar logam berat menggunakan nanopartikel logam mulia secara kolorimetri adalah karena adanya perubahan warna dari nanopartikel ketika bergabung dengan logam berat. Metode yang digunakan adalah reduksi secara kimia serta deteksi menggunaka spektrofotometer UV-Visible. Perubahan warna dari sensor nanopartikel disebabkan oleh reaksi reduksi – oksidasi atau pun rekasi kimia lainnya seperti terbentuknya ikatan hidrogen dan gaya tarik menarik Van der Walls antara analit dengan nanopartikel. Selain untuk menentukan kadar logam berat di dalam sampel lingkungan, metode ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut untuk analit lainnya dan dari sampel makanan atau pun untuk bidang biomedis.
CITATION STYLE
Rahmidar, L., Al Fatih, H., & Sulastri, A. (2020). Pemanfaatan Nanopartikel Logam Mulia untuk Mengukur Kadar Logam Berat dalam Berbagai Sampel Cair. PENDIPA Journal of Science Education, 4(3), 70–74. https://doi.org/10.33369/pendipa.4.3.70-74
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.