Burnout sebagai keadaan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dihasilkan dari keterlibatan jangka panjang dalam situasi kerja yang menuntut emosional. Kelelahan emosional dapat menyebabkan perasaan depersonalisasi, dimensi kedua dari burnout ini terjadi saat seseorang memiliki sikap yang acuh tak acuh dan dingin, serta menganggap hal tersebut lebih baik dibandingkan jika dirinya merasa kecewa. Seseorang yang mengalami depersonalisasi menganggap orang lain sebagai objek, seperti memandang klien secara negative atau bersikap sinis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan burnout dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSU H. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 responden, dengan menggunakan kuesioner kepuasan kerja perawat dan pengukuran burnout menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI). Pengolahan data menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukan sebagaian besar perawat mengalami burnout sedang sebanyak 38 responden (90,5%). Kepuasan Kerja di ruang rawat inap sebagian sebagian besar puas sebanyak 34 responden (81 %). Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara burnout dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSU H dengan nilai p value adalah 0,000, koefisien korelasi tinggi dengan nilai p value 0,708. Dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi pelayanan keperawatan tentang adanya burnout pada perawat.
CITATION STYLE
Subiyono, K. (2022). HUBUNGAN BURNOUT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DIRUANG RAWAT INAP RSU WH. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 1(1), 215–222. https://doi.org/10.55681/sentri.v1i1.223
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.