KETELADANAN FIGUR LEA DALAM KEJADIAN PASAL 29-30:1-24

  • Anna K
  • Kusradi S
N/ACitations
Citations of this article
15Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Perempuan yang bersyukur saat ini menjadi sebuah situasi yang sulit dilakukan oleh wanita dalam hidupnya. Kaum wanita hedonis  karena tidak hanya merugikan secara rohani, namun juga karakter dan kepribadian individu. Oleh sebab itu penerapan perempuan bersyukur menurut Alkitab sangat penting bagi wanita yang hedonis dan tidak bersyukur dengan melalui pemahaman Firman Tuhan yang benar, mengetahui hakikatnya sebagai umat Allah. Alkitab mengajarkan bahwa menikah untuk menjadi satu dan bukan menjadi sama.  Orang akan frustasi apabila menjadikan pernikahan sebagai target untuk menjadi sama, yang sesungguhnya adalah saling melengkapi. Sehingga, sebagai pasangan suami istri seharusnya dapat menerima apa adanya satu sama lain, misalnya; sikapnya, sifatnya, tempramennya, karakternya. Dengan kekurangan ataupun kelebihan yang ada, tidak dapat merubah pasangan dengan mencela, menuntut, ataupun menjadikan sama dengan keinginannya. Firman Tuhan merupakan kebenaran yang akan menuntun orang percaya untuk serupa dengan Kristus Yesus. Kaum wanita hedonis yang tidak bersyukur telah terjadi di berbagai kalangan. Ini merupakan situasi yang memprihatikan, penurunan kualitas secara rohani, dan moral tentunya akan berpengaruh terhadap gereja. Berangkat dari problematika tersebut, jelas bahwa wanita hedonis sangat membahayakan. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif-theologis dalam skripsi ini penulis memberikan implementasi bagi kaum wanita hedonis, sehingga hasil studi ini dapat menjadi acuan bagi kaum wanita dalam meningkatkan kualitas rohaninya.      Today, a grateful woman is a situation that is difficult for women to do in her life. Women are hedonistic because they are not only detrimental to spirituality, but also to individual character and personality. Therefore, the application of women who are grateful according to the Bible is very important for women who are hedonistic and ungrateful, through understanding the true Word of God, knowing their essence as God's people. The Bible teaches that marrying is to be one and not the same. People will be frustrated if they make marriage as the target to be the same, which is actually complementary. So, as a married couple, they should be able to accept each other's existence, for example; his attitude, his character, his temper, his character. With existing weaknesses or strengths, one cannot change a partner by criticizing, demanding, or making the same as what he wants. God's Word is the truth that will lead believers to be like Christ Jesus. Hedonist women who are not grateful have occurred in various circles. This is a situation of concern, spiritual and moral deterioration will certainly affect the church. Departing from these problems, it is clear that hedonistic women are very dangerous. With a qualitative approach and descriptive-theological methods in this thesis, the authors provide an implementation for hedonist women, so that the results of this study can be a reference for women in improving their spiritual quality.

Cite

CITATION STYLE

APA

Anna, K., & Kusradi, S. W. (2020). KETELADANAN FIGUR LEA DALAM KEJADIAN PASAL 29-30:1-24. SCRIPTA: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kontekstual, 10(2), 58–77. https://doi.org/10.47154/scripta.v10i2.106

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free