Untuk bertahan hidup di era industri 4.0, setiap pelaku usaha harus mampu mengembangkan model bisnis yang kontemporer berbasiskan digital agar meraih efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang baik. Akan tetapi, masih banyak stakeholder pengembang usaha yang masih menjalankan sistem secara konvensional, sehingga model bisnis yang dijalankan belum tentu dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnis 4.0. Kesenjangan tersebut dapat dijembatani melalui pelibatan perguruan tinggi sebagai agen perubah dan sumber pengetahuan untuk memperbesar tingkat hidup dari para pelaku usaha, terutama sekali usaha mikro, kecil dan menengah. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan peranan perguruan tinggi dalam pengembangan dunia kewirausahaan melalui lembaga inkubator bisnis dan teknologi dengan menerapkan Integrated Incubation System based on creative economy dengan mengambil kasus di Perguruan Tinggi IIB Darmajaya. Metode yang digunakan adalah kombinasi dari kegiatan observasi, wawancara, konsultasi, pelatihan, workshop, mentoring dan coaching, untuk memanfaatkan teknologi baru dan internet yang sejalan dengan industri 4.0. Mitra kegiatan pengabdian adalah para pelaku usaha yang berasal dari beberapa segmen yaitu: pengusaha kuliner, teknologi tepat guna, digital startupreneur hingga sivitas akademika mahasiswa. Hasil dari kegiatan pengabdian ini para mitra mampu mengembangkan model bisnis baru yang dapat bersaing di industri 4.0, peningkatan produksi, penjualan, profit dan skala usaha.
CITATION STYLE
Yusendra, M. A. E., & Niken Paramitasari, M. A., Susanti, Hendra Kurniawan, Lilla Rahmawati,. (2019). Mendobrak Pola Konvensional Pengembangan Kewirausahaan Di Era Industri 4.0: Peningkatan Peranan Perguruan Tinggi Melalui Inkubator Bisnis Dan Teknologi. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 1313–1326. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.467
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.