Janda dalam masyarakat pada umumnya seringkali mendapatkan stigma yang cenderung menempatkan mereka sebagai obyek seksual, memberi label amoral, penggoda, dan berbahaya karena berpotensi merebut suami orang. Stigma seperti ini membatasi ruang gerak perempuan janda mulai keterbatasan ruang untuk bersosialisasi hingga sampai pada kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Kisah Hagar dan janda di Sarfat dalam Alkitab menggambarkan kepedulian Allah kepada kesulitan hidup mereka sebagai janda. Allah hadir dalam hidup mereka dan memberikan jalan keluar sehingga mereka bisa melanjutkan hidup dengan baik. Penelitian ini bertujuan menggali makna perjumpaan Allah dengan Hagar dan janda di Sarfat dan manfaatnya untuk mengkritik stigma tentang janda yang hidup di masyarakat. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil yang ditemukan: 1) perjumpaan Allah dengan Hagar dan janda di Sarfat memberikan jalan keluar bagi keduanya untuk keluar dari kesulitan dan melanjutkan hidup mereka dengan baik; 2) makna perjumpaan Allah dengan Hagar dan janda di Sarfat bertentangan dengan stigma yang hidup di masyarakat tentang janda karena stigma membatasi ruang gerak janda untuk keluar dari kesulitan dan melanjutkan kehidupan mereka.
CITATION STYLE
Mosooli, E. A., & Baali, M. (2023). Makna Perjumpaan Allah dengan Hagar dan Janda di Sarfat untuk Mengkritik Stigma tentang Janda. TEVUNAH: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 1(1), 84–97. https://doi.org/10.59361/tevunah.v1i1.3
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.