Bahasa dan budaya menjadi dua hal yang sulit dipisahkan dimana kajian budaya menghadirkan kajian dari kebahasaan secara otomatis. Bahasa Madura merupakan bahasa yang unik dengan tiga tingkatan bahasa yaitu kasar (enja’-iya), sedang (enggi-enten) dan halus (enggi-bunten). Bahasa Madura kian kurang diminati dan perlupelestarian yang dapat dikembangkan dengan berbagai bentuk seperti halnya implementasi dalam pembelajaran, pembiasaan atau dengan pelestarian budaya seperti halnya tradisi Mantu. Tujuan penelitiaan ini adalah mendeskripsikan penggunaan bahasa tutur bahasa Madura dengan tingkatan tuturan yang baik dan benar dalam acara tradisi mantu. Tuturan yang digunakan dalam tradisi Mantu menggunakan pemilihan kata yang baik dengang memperhatikan situasi penutur dan esktetika tuturan. Estetika bahasa kemudian didukung dengan penggunaan Saloka, peribahsaa dan Pantun. Secara umum kerangka sambutan pada tradisi mantu yaitu salam pembuka, Mukaddimah, kata sapaan, ucapan terima kasih, isi tuturan yang terdiri dari bagian awal, tengah dan akhir sebelum kemudian diakhiri dengan bagian penutup dan salam penutup.
CITATION STYLE
Sulistiyono, S. (2022). EKSPRESI BUDAYA TUTUR MASYARAKAT MADURA DALAM TRADISI PERNIKAHAN (KAJIAN FENOMENOLOGI). ESTETIKA: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, 3(2), 97–108. https://doi.org/10.36379/estetika.v3i2.207
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.