Abstrak. Permasalahan sanitasi di lingkungan Kota Banda Aceh erat kaitannya dengan buangan air limbah rumah tangga, menurut data BPS jumlah penduduk kota Banda Aceh adalah 259.91 jiwa. Kebutuhan air bersih 120 liter/orang/ hari, dengan pemakaian terbesar adalah untuk keperluan kamar mandi sebanyak 75 liter/orang/hari dari total 45% pemakaian air, maka besarnya potensi air imbah rumah tangga yang di hasilkan di Kota Banda Aceh mencapai 9.321,165 liter/orang/hari dan belum dimanfaakan secara optimal, karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan air limbah rumah tangga. Berdasarkan Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah rumah tangga, limbah cair menghasilkan senyawa organik yang dapat diolah dengan proses digestasi anaerobik dan dapat digunakan sebagai pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro lainnya. Pengujian kandungan hara dapat dilakukan di laboratorium menggunakan campuran bahan kimia, membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak efisien, dan membutuhkan biaya yang relatif mahal. Penggunaan Near Infrared Sprctroscopy (NIRS) merupakan teknologi alternatif yang dapat menggantikan pengujian di laboratorium dapat menganalisa dan memberikan informasi mengenai unsur hara pada air IPAL, karena air IPAL merupakan salah satu bahan biologik yang memiliki karakteristik elektromagnetik tertentu yang dapat dianalisa menggunakan NIRS, dengan konfigurasi alur kerja (workflow) pada panjang gelombang 1000-2500 nm. Spektrum yang telah diakuisisi, dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Metode koreksi yang digunakan yaitu Smoothing Savitzky-Golay dan Mean Normalization (MN).Application of Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) for Identification The content of Hara Phosphorus In the Household Wastewater Treatment System Abstract : Sanitation issues in the environment of Banda Aceh City are closely related to household wastewater discharges, according to BPS data the population of Banda Aceh have reached 259.91 inhabitants. Each person need 120 liters of clean water for a day, with majority of it being used for bathroom needs reaching a number of 75 liters a day from a total of 45% water usage, the refore the magnitude of potential household water produced by one person in Banda Aceh could reach 9,321,165 liter a day and have not been utilized optimally, due to the lack of knowledge among the dwellers about the use of household wastewater. Based on the Decree of the Minister of Environment Number 12 in 2003 concerning about the quality standards of household wastewater, liquid waste produces organic compounds that can be treated with anaerobic digestion processes and can be used as organic fertilizers containing and a number of macro nutrients and other micro. Nutrient test can be done in a laboratory by utilizing a mixture of chemicals, which is requires quite a long period and relatively expensive, therefore this method is considered as inefficient. The utilization of Near Infrared Sprctroscopy (NIRS) is an alternative that could replace laboratory test in order to analyze and provide information about nutrients in IPAL water because IPAL water is a biological material that has certain electromagnetic character that possibly be analyzed using NIRS, with channel configuration workflow at a wavelength of 1000-2500 nm. The acquired spectrum was analyzed using the Partial Least Square (PLS) method and the correction method used was Savitzky-Golay Smoothing and Mean Normalization (MN).
CITATION STYLE
Sari, S., Munawar, A. A., & Devianti, D. (2020). Aplikasi Near Infrared Spectroscopy (NIRS) Untuk Mengetahui Kandungan Hara Fosfor pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 5(1), 521–530. https://doi.org/10.17969/jimfp.v5i1.13687
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.