Air adalah kebutuhan dasar untuk aktivitas manusia terutama untuk kebutuhan harian. Saat ini masih ada rumah tangga di pesisir Jakarta Utara yang mengandalkan air non perpipaan sebagai sumber air bersih yang tidak layak akibat dorongan keadaan ekonomi. Sulitnya akses air bersih dan mahal, sehingga mereka menggunakan air tanah yang merugikan lingkungan yang menjadi penyebab penurunan tanah. Panen air hujan dapat menjadi solusi untuk permukiman nelayan sebagai sumber air bersih. Tujuan studi ini adalah meningkatkan aksesibilitas air di permukiman pesisir dengan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah survei dan eksperimen langsung terhadap SPAH (Sistem Pemanenan Air Hujan) dengan sampel survei sebanyak 266 responden. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat pesisir mengandalkan lebih dari satu sumber air. Setelah dilakukan eksperimen langsung, masyarakat menerima baik terhadap air hujan sebagai alternatif air bersih dan hal itu dapat mengurangi biaya pengeluaran masyarakat untuk air bersih. Pengujian terhadap kualitas air yang diandalkan dan air hujan dari sistem panen air hujan menunjukkan masih terkandung E.Coli. Kualitas air dan distribusi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti politik dan peraturan pemerintah yang berlaku. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai metode penyediaan air lainnya di permukiman pesisir.
CITATION STYLE
Huwaina, A., Hasibuan, H. S., & Fatimah, E. (2022). Pemanenan Air Hujan untuk Meningkatkan Aksesibilitas Air di Permukiman Pesisir, Kasus Jakarta, Indonesia. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 10(2), 182–198. https://doi.org/10.14710/jwl.10.2.182-198
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.