Pandemi virus Systemic Acute Respiratory Syndrome–coronavirus-2 (SARS-CoV-2) belum dapat dihentikan hingga pertengahan Juni 2020. Kesulitan menemukan obat mujarab untuk penyakit ini membuat kehadiran vaksin menjadi sangat berharga. Pada saat ini ada lebih dari 100 kandidat vaksin di seluruh dunia, dengan sedikitnya 10 di antaranya telah mulai menjalani uji klinik pada manusia. Vaksin pada tahap terjauh adalah dari University of Oxford yang telah memasuki fase 3. Pendekatan yang digunakan dalam pembuatan vaksin berlainan, dan beberapa cara belum pernah digunakan sebelumnya. Sebagian vaksin dalam penelitian adalah vaksi yang awalnya ditrujukan untuk SARS-CoV yang lama maupun Middle East Respiratory Syndrome-coronavirus (MERS-CoV). Target utama pada umumnya adalah protein spike S. Beberapa kendala perlu diperhatikan dalam upaya penelitian vaksin ini, seperti belum pernah adanya vaksin untuk virus corona, fenomena antibody-dependent enhancement (ADE), serta kemungkinan imunopotensiasi. Di Indonesia ada 4 lembaga yang juga meneliti vaksin, ditambah 3 lembaga lain yang bekerja sama dengan institusi di luar negeri untuk langsung masuk dalam fase uji klinik. Setelah vaksin ditemukan perlu adanya jaminan kesetaraan dalam memperoleh akses antar berbagai negara.
CITATION STYLE
Dominicus Husada. (2020). Vaksin SARS-CoV-2: Tinjauan Kepustakaan. Journal Of The Indonesian Medical Association, 70(10), 228–242. https://doi.org/10.47830/jinma-vol.70.10-2020-254
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.