Analisis Laju Sedimen DAS Serayu Hulu dengan Menggunakan Model SWAT

  • Christanto N
  • Setiawan M
  • Nurkholis A
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
129Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Wilayah DAS Serayu Hulu merupakan DAS prioritas yang memerlukan langkah pengelolaan yang komprehensif. Aplikasi model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) dapat digunakan sebagai media untuk  perencanaan konservasi ataupun evaluasi respon DAS (debit aliran permukaan, sedimen dan pencemaran sungai). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjalankan model SWAT di DAS Serayu Hulu untuk mengetahui laju sedimen di wilayah ini. Pemodelan SWAT membutuhkan sejumlah input parameter berupa relief, tanah, tutupan lahan dan pengelolaan lahan. Pedogeomorfologi digunakan sebagai batas satuan tanah karena tidak tersedianya peta tanah di wilayah penelitian. Hasil Penerapan model SWAT di DAS Serayu Hulu menghasilkan nilai yang cukup memuaskan, hal ini ditunjukkan nilai R2 mencapai 0,94. Hasil pemodelan SWAT dengan menggunakan data selama 10 tahun (2004-2013) menunjukkan bahwa DAS Serayu Hulu memiliki rerata hasil sedimen sebesar 1.926.900 ton/tahun. Sub DAS 8,9 11, 17, 18, dan 19 merupakan penghasil sedimen tertinggi di DAS Serayu Hulu dengan hasil sedimen 43.931– 121.434 ton/ha/tahun.

Cite

CITATION STYLE

APA

Christanto, N., Setiawan, M. A., Nurkholis, A., Istiqomah, S., Sartohadi, J., & Hadi, M. P. (2018). Analisis Laju Sedimen DAS Serayu Hulu dengan Menggunakan Model SWAT. Majalah Geografi Indonesia, 32(1), 50. https://doi.org/10.22146/mgi.32280

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free