Penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk Indonesia. Hasil Riskesdas Tahun 2018, jumlah kasus TB anak (usia< 14 tahun) di Indonesia sebesar 6 %, yang terdiri dari kelompok umur 0-4 tahun sebesar 4 % dan kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 2 % dari semua kasus TB. Tahun 2020, proporsi TB anak di Provinsi Bengkulu sebesar 12 % dan di Kabupaten Muko-muko 22 %, Kota Bengkulu sebesar 14 % Kabupaten Bengkulu Utara 12 % dari jumlah seluruh kasus TB. Selain masalah TB, Indonesia sampai saat ini masih menghadapi masalah gizi yaitu kekurangan energi dan protein (KEP), yang menyebabkan masalah balita stunting. Balita merupakan kelompok yang rawan terkena masalah gizi dan infeksi salah satunya yaitu stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh riwayat pengobatan TB anak, umur anak dan status ekonomi dengan kejadian stunting di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2021. Desain penelitian crossectional. Sampel penelitian adalah penderita TB Anak. Analisa data menggunakan uji statistik Chi square (X2) dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel riwayat pengobatan tidak ada hubungan yang bermakna dengan nilai p value 0,393 (p<0,05) terhadap kejadian stunting, variabel status ekonomi menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan nilai p value 0,720 (p<0,05) terhadap kejadian stunting dan variabel umur anak menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan nilai p value 0,019 (p<0,05) terhadap kejadian stunting di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2021.
CITATION STYLE
HARIADI, E., C.MAIGODA, T., & BUSTON, E. (2022). PENGARUH RIWAYAT PENGOBATAN TB ANAK, UMUR, STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING DI KOTA BENGKULU DAN BENGKULU UTARA TAHUN 2021. Journal of Nursing and Public Health, 10(2), 63–71. https://doi.org/10.37676/jnph.v10i2.3131
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.