Profil dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja garmen di Kota Denpasar

  • Wardhana M
  • Windari M
  • Karmila I
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
18Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Background: The development of the garment industry in Bali is increasing as a tourism supporting industry. As a consequence the number of garment and textile companies is growing in quantity and quality. According to data in the Denpasar City, there were around 125 large garment companies employing at least 100 workers. A small garment company as a home industry is almost five hundred. The impact of the development of the garment industry requires a lot of human resources by recruiting, opening jobs both for trained and untrained workers, most of whom are casual workers, without getting attention in terms of health. This research was conducted to collect data about the pattern of skin lesions (work-related contact dermatitis) in garment workers in Denpasar City because they do not have complete and accurate data.Methods: The method used in this study was a survey on three large garment companies in Denpasar with interviews and examinations of their skin disease patterns.Results: Total 288 workers included in this study consisted of 105 (36.5%) men and 183 (63.5%) women. From 288 respondents, 74 workers (25.7%) suffer from skin disorders related to their work. The occupational category that suffered the most was colouring workers of 30 people.Conclusion: The pattern of skin disease in garment workers by 25.7% suffering from DKAK. Disease categories are often workers who come into contact with colour materials. Latar Belakang: Perkembangan industri garment di Bali semakin meningkat sebagai salah satu industri penunjang pariwisata. Sebagai konsekuensi jumlah perusahan garmen dan tekstil semakin banyak secara kuantitas dan kualitas. Menurut data di kodya Denpasar, tercatat sekitar 125 perusahan garmen yang besar dengan memperkerjakan sedikitnya 100 orang pekerja. Perusahan garmen yang kecil sebagai industri rumah tangga hampir sebanyak lima rastusan. Dampak dari perkembangan industri garment membutuhkan banyak tenaga kerja dengan merekrut, membuka lapangan pekerjaan baik itu untuk pekerja yang terlatih maupun yang tidak terlatih, kebanyakan merupakan pekerja lepas, tanpa mendapat perhatian dari segi kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pola kelainaan kulit pada(DKAK) pekerja garment  di Kodya Denpasar, karena belum memiliki data yang lengkap dan akurat.Metode: Metode yang digunakan pda penelitian ini adalah survelanse, pada 3 perusahan garment yang besar di Denpasar dengan wawancara dan pemeriksaan terhadap pola penyakit kulitnya.Hasil: Dari 288 pekerja yang di ikut sertakan dalam penelitian ini terdiri dari 105 (36,5%) laki-laki dan 183 (63,5%) perempuan. Dari 288 responden, sebanyak 74 pekerja (25,7%) yang menderita kelainan kulit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Katagori pekerjaan yang paling banyak menderita adalah pada pekerja pencelupan (coloring) sebesar 30 orang.Simpulan: Pola penyakit kulit pada pekerja garment sebesar 25,7% menderita DKAK. Katagori penyakit sering adalah pekerja yang berhubungan kontak dengan bahan warna.

Cite

CITATION STYLE

APA

Wardhana, M., Windari, M. M., Karmila, I. G. A. A. D., Karna, N. L. P. R. V., Puspawati, N. M. D., Praharsisni, I. G. A. A., … Suryawati, N. (2020). Profil dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja garmen di Kota Denpasar. Intisari Sains Medis, 11(2), 517–522. https://doi.org/10.15562/ism.v11i2.649

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free