Inovasi sistem jajar legowo jagung hibrida merupakan hasil penelitian dan pengkajian serta telah dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur terutama pada lahan-lahan kering dan terbukti jarak tanam jajar legowo pada jagung hibrida mampu meningkatkan hasil biji jagung, tapi belum banyak diterapkan oleh petani yang disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen utama (principal component) dalam adopsi (adoption) inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur yang ditetapkan secara sengaja dengan responden ditentukan sebanyak 73 orang yang dipilih secara random dari populasi petani jagung. Data yang diamati terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer dianalisa menggunakan Principal Component Analysis (PCA) untuk memperoleh komponen utama (principal component). Hasil penelitin menunjukkan bahwa dari 12 (dua belas) komponen penentu adopsi inovasi sistem tanam jajar legowo jagung hibrida pada lahan kering yaitu umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja keluarga, jumlah kehadiran, harga benih, harga pupuk urea, harga pupuk phonska, biaya sumur bor per ha, luas lahan yang diusahakan, diperoleh 5 (lima) komponen utama, yaitu: principal component pertama adalah pendidikan dengan persentase varian sebesar 27.08% artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 27.08% di tentukan oleh tingkat Pendidikan; principal component kedua adalah luas lahan dengan persentase varian 20.02%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 20.02% di tentukan oleh tingkat luas lahan; principal component ketiga adalah harga benih dengan persentase varian sebesar 14.52%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 14.52% di tentukan oleh harga benih; principal component keempat adalah harga pupuk dengan persentase varian sebesar 12.13%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 12.13% di tentukan oleh harga pupuk; principal component kelima adalah intensitas kehadiran dengan persentase varian sebesar 9.27%, artinya adopsi inovasi sistem jajar legowo jagung pada lahan kering 9.27% (Sembilan koma dua puluh tujuh persen) di tentukan oleh intensitas kehadiran dalam penyuluhan.
CITATION STYLE
Rudi, S. (2022). ANALISA KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG LAHAN KERING. Technologia : Jurnal Ilmiah, 13(2), 129. https://doi.org/10.31602/tji.v13i2.6350
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.