Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengungkapan Fraud: Sistem Pengendalian Internal, Audit Investigatif, Skeptisme Profesional

Abstract

Kecurangan yaitu tindakan dengan tujuan dibuat sebelumnya untuk mengelabui/menipu/memanipulasi pihak lain yang dapat membuat pihak lain menderita kerugian serta pelaku kecurangan memperoleh keuntungan keuangan baik secara pribadi ataupun tak pribadi. sebuah kecurangan meliputi deception (penipuan), bribery (penyuapan), forgery (pemalsuan), extortion (pemerasan), corruption (korupsi), theft (pencurian), conspiracy (persekongkolan), embezzlement (penggelapan), misappropriation (penyalahgunaan), false representation (pelaporan palsu), concealment of material facts (penyembunyian keterangan material), serta collusion (kolusi). Pada laporannya yang berjudul ACFE Report to The Nations on Occupational Fraud and Abuse 2014, Fraud global Study, ACFE (Asosiasi Auditor Fraud International) menjelaskan bahwa setiap tahun perusahaan menderita kerugian dengan angka 5% berasal dari pendapatannya dampak fraud. Pelaku fraud dominan (77%) dengan ini karyawan pada enam bagian/departemen: akuntansi, operasi, penjualan, pejabat tinggi, customer service, dan pembelian. Faktor-faktor pemicu yang dapat mempengaruhi pengungkapan fraud, yaitu: pengendalian internal, audit investigatif dan skeptisme profesional. Tujuan penulisan artikel ini guna menciptakan hipotesis pengaruh antar variabel untuk digunakan di riset selanjutnya. hasil artikel literature review ini yaitu: 1) pengendalian internal berpengaruh terhadap pengungkapan fraud; 2) pengalaman berpengaruh terhadap pengungkapan fraud; dan  3) profesionalisme berpengaruh terhadap pengungkapan fraud