KEKERABATAN BAHASA HALOBAN, BAHASA ALAS, DAN BAHASA GAYO: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF

  • Raden S
  • Widayati D
N/ACitations
Citations of this article
19Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan bahasa Haloban dengan bahasa Alas dan bahasa Gayo yang termasuk ke dalam rumpun Austronesia atau Melayu Polinesia. Asumsi mengenai kekerabatan ketiga bahasa tersebut yakni pada kenyataan adanya kesamaan dan kemiripan dalam bentuk dan makna yang merupakan pantulan dari warisan sejarah yang sama.  penelitian ini dikaji dengan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik leksikostatistik. Metode yang digunakan dalam penyediaan data ini adalah metode referensial, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik catat.Instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar 300 kosakata dasar Swadesh.Hasil penelitian menunjukan bahwa bahasa Haloban, bahasa Alas, dan bahasa Gayo termasuk dalam kategori keluarga (family) bahasa. Persentase kata kerabat bahasa Haloban dan bahasa Alas sebesar 53%, bahasa Haloban dan bahasa Gayo sebesar 57%, bahasa Alas dan bahasa Gayo sebesar 62%. Bahasa Haloban dan bahasa Alas merupakan bahasa tunggal pada 1590-1336 tahun yang lalu, diperkirakan mulai berpisah dari bahasa Proto kira-kira tahun 422-676 M. Bahasa Haloban dan bahasa Gayo merupakan bahasa tunggal pada 1411-1177 tahun yang lalu, diperkirakan mulai berpisah dari bahasa Proto kira-kira tahun 601-835 M. Bahasa Alas dan bahasa Gayo merupakan bahasa tunggal pada 1207-995 tahun yang lalu, diperkirakan mulai berpisah dari bahasa Proto kira-kira tahun 805-1023 M (dihitung pada tahun 2018).

Cite

CITATION STYLE

APA

Raden, S., & Widayati, D. (2020). KEKERABATAN BAHASA HALOBAN, BAHASA ALAS, DAN BAHASA GAYO: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF. Dialog, 41(2), 215–222. https://doi.org/10.47655/dialog.v41i2.300

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free