IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KITAB TURATS DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH KRAKSAAN

  • Mohamad Solihin
N/ACitations
Citations of this article
8Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Istilah pondok pesantren modern dan tradisional muncul berawal dari perubahansistem kegiatan belajar mengajar kitab kuning (Kitab Turats) yang dipakai di pondokpesantren. Pesantren tradisional memakai metode Bandongan dan Sorogan, sedangkanpondok pesantren modern, selain memakai metode Bandongan dan Sorogan, jugamenggunakan metode Diskusi, Musyawaroh, Muzakaroh, Bahtsul Masail, dan Muhawaroh.Disamping itu juga diadakan pelatihan-pelatihan, seminar, wirausaha dan kursus. meskipunperkembangan atau perubahan sistem dan metode pembelajaran yang ada di pesantrenberbeda, tetapi tujuan utama dari pesantren tetap sama, yaitu dakwah Islamiyah danmembentuk generasi muda yang berakhlakul karimah. Penelitian berikut sebagaipengetahuan tentang pelaksanaan metode pembelajaran kitab Turats (kuning) yang telahdigunakan pesantren Darul Lughah serta untuk mengetahui apa saja pendukung danpenghambat pelaksanaan pembelajaran kitab Turats (kuning)di pondok pesantren DarulLughah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menekankan pada kekuatananalisis data terhadap sumber data yang ada, sehingga hasil penelitian berupa tafsiran dankata-kata. Pengambilan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.Sedangkan untuk analisis data memakai teknik analisis deskriptif (non statistik), yaitu datayang dikumpulkan oleh peneliti berupa kata, gambar, bukan angka. Oleh karena itu ini untukmenggambarkan realitas sesuai dengan fenomena yang ada. Temuan hasil penelitian bahwaimplementasi metode pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Darul Lughahmemakai metode Bandongan yang dikombinasikan dengan metode lain misalnya metodeDiskusi dalam pembelajaran Fiqh. adapun faktor yang mendudkung di dalam implementasipembelajaran kitab turats di pondok pesantren Darul Lughah yaitu: Pertama, sistem yangberjenjang yang membagi santri untuk belajar sesuai tingkatannya. Kedua, waktupelakasanaan proses belajar yang tiga kali masuk dalam sehari. Ketiga adalah alat pembelajaran dan prasarana cukup menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. adapunfaktor menjadi penghambat selama ini adalah kurangnya kedisiplinan bagi sebagian ustadzdalam keaktifan masuk kelas dan sedikitnya variasi metode pembelajaran, minimnyapemahaman santri terhadap materi pelajaran kitab kuning karena minimnya pemahamanpelajaran bahasa Arab dan ilmu alatnya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Mohamad Solihin. (2023). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KITAB TURATS DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH KRAKSAAN. SIRAJUDDIN : Jurnal Penelitian Dan Kajian Pendidikan Islam, 2(2), 39–51. https://doi.org/10.55120/sirajuddin.v2i2.1273

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free