Defisiensi vitamin D sering dikaitkan dengan beberapa penyakit kronis. Indonesia merupakan Negara tropis yang sepanjang tahun disinari matahari. Sinar matahari merupakan sumber terbesar vitamin D, tetapi defisiensi vitamin D masih banyak dialami di negara tropis . Sumber utama lain vitamin D merupakan makanan, perilaku konsumsi makanan yang salah pada masa remaja menyebabkan ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi. Penelitian ini dilakukan untuk analisis perbedaan asupan dan faktor resiko defisiensi vitamin D dengan menggunakan metode cross sectional pada 100 mahasiswa farmasi dan 100 mahasiswa nonfarmasi di suatu unviersitas di Surabaya. Metode pengambilan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Hasil penelitian menunjukkan nilai p yang didapat adalah sebesar 0,568 (nilai p>0,05) Ho diterima sehingga dapat dikatakam bahwa tidak ada perbedaan asupan makanan yang mengandung vitamin D pada mahasiswa farmasi dan nonfarmasi. Selain itu didapatkan nilai POR 1,244 yang dapat disimpulkan asupan makanan terkait resiko defisiensi vitamin D memiliki kecenderungan resiko yang sama pada kedua kelompok responden (farmasi dan nonfarmasi ). Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kesadaran yang lebih tinggi pada mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker yang merupakan tenaga kesehatan.
CITATION STYLE
Lorensia, A., Raharjo, D. N., & Rahayu, S. (2021). Perbedaan Pola Makan yang Mengandung Vitamin D Terkait Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa Farmasi dengan Nonfarmasi. Acta Pharmaceutica Indonesia, 46(1), 25–30. https://doi.org/10.5614/api.v46i1.12330
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.