Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membentuk program Keluarga Berencana (KB) untuk mengatasi masalah laju pertumbuhan penduduk. Program ini dilaksanakan dengan menggunakan kontrasepsi sebagai alat atau upaya untuk mencegah kehamilan. Keberhasilan program KB ditunjukkan dari durasi penggunaan kontrasepsi, yaitu dengan melihat perilaku penggantian alat kontrasepsi (kesesuaian penggunaan kontrasepsi). Salah satu faktor yang mempengaruhi kesesuaian kontrasepsi yaitu efek samping. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kesesuaian dan efek samping penggunaan kontrasepsi di klinik Harmoni kota Samarinda dengan metode cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 84. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 93% akseptor KB pernah berpindah metode kontrasepsi dan sebanyak 90% menyatakan alasan perpindahan tersebut akibat efek samping yang mengganggu. Alasan lainnya termasuk penggunaan yang sulit (8%), metode gagal (1%), dan harga (1%). Efek samping seperti kenaikkan berat badan paling banyak dirasakan oleh akseptor kontrasepsi pil (47 %), amenorrhea paling banyak dirasakan oleh akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (53 %), jerawat paling banyak dirasakan oleh akseptor pil (43 %), sakit kepala paling banyak dirasakan oleh akseptor pil (40 %), mual-muntah paling banyak dirasakan oleh akseptor suntik 1 bulan (35 %), dan perdarahan paling banyak dirasakan oleh akseptor implan (67%).
CITATION STYLE
Hidayah, S. U., Ibrahim, A., Hajrah, H., & Rijai, L. (2016). Kajian Kesesuaian dan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi pada Akseptor Kontrasepsi: Studi Kasus di Klinik Harmoni Kota Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 4, 335–343. https://doi.org/10.25026/mpc.v4i1.202
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.