Wsa IMPLEMENTASI KONSEP STUDENT CENTRE LEARNING BAGI GURU SMP KABUPATEN MAROS MELALUI KOLABORASI MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

  • Karumpa A
  • Latif W
N/ACitations
Citations of this article
14Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Sejak diberlakukannya Kurikulum 2013, guru seyogyanya menggunakan konsep Student Centre Learning (SCL) dalam kegiatan pembelajaran. Namun sampai saat diberlakukan kurikulum merdeka, guru masih mengeluhkan beberapa kendala dalam mengimplementasikan konsep SCL. Oleh karena itu, untuk memberi solusi terhadap permasalahan tersebut sehingga dilakukan kegiatan pelatihan implementasi SCL. Kegiatan ini bertujuan: 1) Memetakan kompetensi guru; 2) Mengembangkan alur peningkatan kompetensi guru; dan 3) Mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam mengimplementasikan SCL. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan MGMP Kabupaten Maros dengan melibatkan 25 guru SMP. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk lokakarya dengan metode problem based learning, collaborative learning, inquiry, scientific, dan pembelajaran diferensiasi. Hasil kegiatan menyimpulkan: 1. Kompetensi awal guru masih sangat rendah, yaitu: (a) Kemampuan mengimplemenasikan SCL masih dominan pada level berkembang dan layak sebesar 80%, (b) kemampuan mengembangkan lingkungan kelas yang nyaman dan aman 45%; level berkembang dan layak dan 55% berada pada level cakap dan mahir, (c) kemampuan menyusun desain, melaksanakan, dan merefleksikan pembelajaran efektif pada kategori baik yaitu 46% yang berada pada level berkembang dan layak dan 54% pada level cakap dan mahir, (d) kemampuan melaksanakan asesmen, memberi umpan balik dan menyampaikan laporan kategori baik yaitu 46% yang berada pada level berkembang dan layak dan 54% pada level cakap dan mahir; 2. Alur peningkatan kompetensi guru yang efektif adalah: (a) melaksakan asesmen awal, (b) mengidentifikasi aspek kompetensi dan indikator berdasarkan level berkembang, layak, cakap, dan mahir, (c) menganalisis aspek kompetensi yang perlu ditingkatkan, (d) menentukan bentuk pendampingan, (e) memberikan pendampingan, (f) menerapkan dan melakukan praktik baik dalam kegiatan pembelajaran, (7) melaksanakan refleksi dan rencana tindak lanjut; dan 3). Kompetensi guru telah mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan pendampingan dan lokakrya, yaitu: (a) kemampuan mengimplemenasikan metode belajar pendekatan SCL meningkat menjadi 80% guru pada level cakap dan mahir, (b) kemampuan mengembangkan lingkungan kelas yang nyaman dan aman mencapai 68% pada level cakap dan mahir, (c) kemampuan menyusun desain, melaksanakan, dan merefleksikan pembelajaran efektif meningkat menjadi 65% berada pada level cakap dan mahir, (d) kemampuan melaksanakan asesmen, memberi umpan balik dan menyampaikan laporan juga sudah meningkat menjadi 75% berada pada level cakap dan mahir.

Cite

CITATION STYLE

APA

Karumpa, A., & Latif, W. (2023). Wsa IMPLEMENTASI KONSEP STUDENT CENTRE LEARNING BAGI GURU SMP KABUPATEN MAROS MELALUI KOLABORASI MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI, 7(1), 259–273. https://doi.org/10.35326/pkm.v7i1.3283

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free