MEMBINCANG KEMBALI HUBUNGAN SYARIAH DAN FILSAFAT

  • Rosyid M
N/ACitations
Citations of this article
34Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Mempertentangan Filsafat dengan Agama (Syariah) sama dengan mempertentangkan akal dengan wahyu sebagai sumber kebenaran. Diskursus tersebut memuncak ketika al-Ghazālī memberikan kritik tajam atas filsafat. Kritik tersebut dikritik oleh Ibn Rushd. Lebih dari itu, upaya rekonsiliasi filsafat dan Syariah diberikan oleh Ibn Rushd. Epistemologinya dibangun atas tiga hal, metode al-Khaṭabiyah (Retorika), metode al-Jadaliyyah (dialektika), dan metode al-Burhāniyyah (demonstratif) yang dilakukan dengan metode takwil. Dalam Bahasa uṣūl al-fiqh, Ibn Rushd menggunakan metode al-jam’ wa al-tawfīq. Akal dan wahyu diposisikannya secara proporsional. Akal dan wahyu sama-sama digunakan sebagai alat untuk menemukan pengetahuan tanpa mengunggulkan yang satu di atas yang lainnya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Rosyid, M. (2019). MEMBINCANG KEMBALI HUBUNGAN SYARIAH DAN FILSAFAT. Journal ISTIGHNA, 2(1), 114–141. https://doi.org/10.33853/istighna.v2i1.13

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free