Penelitian ini mengkaji pemakaian pemarkah keterpaduan wacana secara deskriptif dengan menganalisis berdasarkan pendekatan analisis wacana. Sumber data ialah buku skripsi mahasiswa STAIN Manado.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemarkah keterpaduan wacana yang digunakan oleh para mahasiwa ialah pengulangan leksikal, transisi, substitusi, pemberian con toh, pernyataan kembali, syarat, kata penghubung, referensi, praanggapan, pelesapan, sebab akibat, alasan, penambahan, proverba, deiksis, antonimi, alternatif, kata tumpuan, simpulan/hasil, kontras, dan pengurutan. Di antara deretan pemarkah keterpaduan itu, dua di antaranya yang dominan yaitu pengulangan leksikal dan transisi.Dari segi keterpaduan penggunaan pengulangan leksikal mahasiswa mempunyai kebiasaan yang sama untuk menggunakan pemarkah pengulangan leksikal. Demikian pula bentuk penanda transisi, hampir setiap mahasiswa menggunakan hal yang sama. Proporsi kesalahan mahasiswa pada kedua bentuk pemadu wacana itu pun relatif sama. Artinya, mahasiswa belum memahami cara pemakaiannya. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa belum terampil menyusun wacana yang kohesif sebagai dasar dalam penyusunan skripsi sebagai karya tulis ilmiah.Kata Kunci: Bahasa Indonesia, wacana, karya tulis ilmiah.
CITATION STYLE
Ardianto, A. (2018). Pemakaian Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Mahasiswa (Suatu Kajian dengan Pendekatan Analisis Wacana). Jurnal Ilmiah Iqra’, 7(1). https://doi.org/10.30984/jii.v7i1.601
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.