Tantangan pembangunan pertanian nasional ke depan adalah penyediaan pangan nasional khususnya beras untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, sehingga mengandalkan satu jenis komoditas saja tentu tidak dapat menjawab permasalahan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pembenahan tata kelola dan inovasi Badan Litbang Pertanian untuk mendukung kemandirian dan daya saing pangan dalam upaya pemanfaatan pangan non beras sebagai sumber pangan alternatif. Hal ini sejalan dengan salah satu sasaran utama pembangunan pertanian dalam mencapai sukses empat Kementerian Pertanian yaitu meningkatkan diversifikasi pangan. Salah satu komoditas pangan non beras yang paling potensial sebagai sumber pangan alternatif adalah ubi kayu. Di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, ubi kayu menempati luas panen terbesar ketiga setelah jagung dan padi gogo, dengan produktivitas rata-rata sebesar 20,50 t/ha, lebih rendah dibandingkan dengan hasil kajian atau potensi hasil varietas unggul dengan penerapan inovasi teknologi. Penelitian ini dilakukan di lahan petani di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Menggunakan metode On Farm Research yang melibatkan 3 orang petani. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui keragaan beberapa varietas ubi kayu dan hasil analisis usaha tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi Integrated Crop Management (ICM) rata-rata menghasilkan umbi segar dengan bobot 6,11 kg/tanaman lebih tinggi dibandingkan teknologi petani (3,40 kg/tanaman) dengan pendapatan dan keuntungan sebesar Rp. 44.000.000/ha dan Rp. 35.480.000/ha untuk teknologi ICM dan Rp. 21.802.000/ha dan Rp. 20.139.750/ha untuk teknologi petani, B/C rasio 4,16 dan MBCR 2,24.
CITATION STYLE
Sirappa, M. P., Indrayana, K., & Sirappa, I. P. (2023). Keragaan Hasil dan Analisis Usaha Tani Ubi Kayu di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. JURNAL PETERNAKAN SABANA, 2(2), 103. https://doi.org/10.58300/jps.v2i2.629
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.