Decanter merupakan mesin industri pada unit pengolahan minyak yang berfungsi untuk memisahkan sludge dari crude oil tank menjadi light phase, heavy phase dan solid  dalam crude oil sehingga proses pemisahan selanjutnya di dalam clarier settling tank akan lebih sempurna. Shaft merupakan salah satu bagian dari decanter yang berhenti beroperasi setelah pengoperasian satu tahun. Selanjutnya setelah dilakukan investigasi di tempat kejadian menunjukkan bahwa screw dari shaft mengalami patah sehingga menyebabkan decanter berhenti beroperasi. Hasil pemeriksaan visual menunjukkan bahwa screw mengalami perpatahan/rusak di daerah radius. Sedangkan pemeriksaan fraktografi menunjukkan bahwa foto makro permukaan patahan screw berupa patah ulet yang berawal dari satu sisi dan merambat hingga mencapai penjalaran retak sebesar 70%, namun patah sisa/patah akhir yang terletak berseberangan dengan patah awal. Hasil pemeriksaan tersebut juga dikonfirmasi dengan pemeriksaan metalografi yang menunjukkan adanya inklusi pengotor di lokasi perpatahan screw. Oleh karena itu, cacat inklusi akibat proses manufaktur berperan sebagai inisiasi perambatan retak, lalu menjalar akibat pembebanan dinamis dari pergerakan shaft sampai akhirnya baut mengalami perpatahan. Analisis kimia dari material screw menunjukkan bahwa material screw yang diperiksa merupakan jenis low alloy steel yang sesuai dengan spesifikasi standard.
CITATION STYLE
Febriyanti, E. (2023). ANALISIS KEGAGALAN SCREW PENYEBAB KERUSAKAN DECANTER SHAFT PADA UNIT PENGOLAHAN MINYAK. Majalah Ilmiah Pengkajian Industri, 11(3), 185–192. https://doi.org/10.29122/mipi.v11i3.2524
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.