Air Sungai Bengawan Solo digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan water treatment di PPSDM Migas Cepu. Dalam pengolahannya menghasilkan limbah berupa lumpur endapan yang telah tercampur dengan koagulan yang akan dibuang kembali ke Sungai Bengawan Solo. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem yang berada di sungai. Penelitian pemanfaatan lumpur aktif sebagai koagulan dilakukan untuk mencegah adanya kerusakan ekosistem akibat pembuangan lumpur endapan hasil pengolahan serta mengurangi penggunaan koagulan dengan memanfaatkan koagulan yang masih aktif dalam lumpur endapan. Percobaan ini mengguanakan metode jar tes dengan rasio dosis koagulan 70 ppm, 100 ppm, 130 ppm, 160 ppm dan 190 ppm ,dosis flokulan 0,5 ppm. Kemudian dilakukan pengadukan cepat 120 rpm selama 1 menit dan dilanjutkan pengadukan lambat 60 rpm selama 30 detik. Selanjutnya dilakukan aerasi selama 30 detik dan yang terakhir sedimentasi selama 30 menit dengan parameter yang akan diamati berupa kekeruhan, angka KMnO4, pH dan TDS. Hasil penelitian menunjukkan dosis koagulan optimum diperoleh pada dosis 130 ppm pada campuran tawas+lumpur+PAC dengan perbandingan dosis 70:20:40. Koagulan PAC terbukti lebih efektif dibandingkan dengan koagulan yang lain untuk pengolahan air minum di unit WT PPSDM migas dengan nilai kekeruhan = 213 NTU, pH 7,3, angka KMnO4 = 7,869 mg/l dan TDS = 23 mg/l.
CITATION STYLE
Khoiro, N. A., Fahmia, Z., & Takwanto, A. (2023). PEMANFAATAN LUMPUR AKTIF SEBAGAI KOAGULAN DI UNIT WATER TREATMENT PPSDM MIGAS CEPU. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 7(1), 20–29. https://doi.org/10.33795/distilat.v7i1.172
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.