Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan karakter peserta didik berbasis pesantren. Terdapat nilai plus yang melekat pada pesantren yaitu tetap mempertahankan kekhasan sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki orientasi utama menanamkan nilai-nilai spiritual-keagamaan sebagai pembentukan akhlak dan moral generasi bangsa yang saat ini banyak yang menyimpang dari harapan. Manajemen peserta didik dengan basis pesantren mendukung bagi penyerapan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral sekaligus, karena tersedianya wadah berupa iklim pembelajaran yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kedua aspek tersebut. Implementasi manajemen pembentukan karakter peserta didik setidaknya merangkum perencanaan, pengoorganisasian dan pengawasan, sehingga seperangkat sistem dan aturan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah. Manajemen peserta didik dalam pembentukan karakter setidaknya dapat melauli tiga ranah, yaitu : 1) afektif; penanaman pendidikan karakter berdampak terhadap perubahan sikap, melalui pembiasaan yang dilakukan secara berkesinambungan baik di pesantren maupun di sekolah menjadikan anak didik memiliki karakter karakter tertentu seperti istiqomah, berakhlak baik, mansiri dan yang lainnya; 2) kognitif: mengaitkan pendidikan karakter kedalam mata pelajaran memberikan pemahaman peserta didik untuk memperaktekkan nilai-nilai karakter dan pentingnya karakter dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menstimulus kesadaran anak didik untuk memperaktekkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari; dan 3) psikomotorik: melalui pengalaman belajar yang diterima peserta didik baik di pesantren maupun di sekolah, mereka memiliki kemampuan yang terejawantahkan kedalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
CITATION STYLE
Suheli, S. (2018). Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren dalam Pembentukan Karakter. Jurnal Kependidikan, 6(2), 207–221. https://doi.org/10.24090/jk.v6i2.2258
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.