Subak di desa Bengkel merupakan Subak yang diajukan sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO yang harus dilestarikan. Desa Bengkel berada di kabupaten Tabanan yang terkenal sebagai Lumbung Padi di Bali. Desa ini memiliki potensi sebagai pemasok beras namun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menghadapi masalah pertama, lahan garapan yang berupa sawah telah mengalami pengurangan jumlah luas areanya dan telah berubah fungsinya, sekitar 40 hektar sawah telah berganti fungsi. Kedua adalah masalah generasi muda yang sekolah di luar hanya sedikit yang kembali menjadi petani. Ketiga adalah cara pandang pemangku kebijakan di tingkat lokal yang masih membandingkan PAD dengan daerah lain yang sudah menjadi destinasi wisata internasional. Dari permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan tiga Solusi yaitu (a) Membangun kesadaran masyarakat melalui penyuluhan tentang pentingnya mempertahankan lahan garapan (sawah). (b) Memberikan pemahaman kepada generasi muda bahwa mengelola sawah bukan berarti hanya menjadi petani melainkan bisa membuka usaha ekonomi kreatif berbasis hasil pertanian. (c) menambah keterampilan warga sekitar Subak untuk mengolah potensi desa berupa pendampingan keterampilan pembuatan bawang goreng bagi kelompok wanita tani sebagai usaha kecil menambah pendapatan. Dalam implementasi penyelesaian solusi tersebut telah dilkasanakan sejumlah kegiatan, yaitu sosialisasi dan penyuluhan bagi petani sekitar subak Bengkel, pendampingan motivasi bagi petani milenial serta pelatihan keterampilan bagi Kelompok Tani Wanita
CITATION STYLE
Soedarwo, V. S. D., Tutik Sulistyowati, & Belinda Dewi Regina. (2024). Penguatan kesadaran masyarakat pada pelestarian budaya subak di kawasan subak bengkel Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan-Bali. BEMAS: Jurnal Bermasyarakat, 4(2), 407–413. https://doi.org/10.37373/bemas.v4i2.956
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.